1 Terbuka lebar kesempatan untuk menjadi bos dalam perusahaan 2. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal 3. Terbuka peluang untuk memperlihatkan potensi wirausaha secara penuh 4. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dalam usaha 5. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan usaha yang dikehendaki b. Kelemahan 1. 1 Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri. Menjadi pelaku wirusaha berarti menjalankan usaha sendiri, dan karena itu memiliki kebebasan dan peluang lebih besar untuk menggapai tujuan hidup. 2. Memberi peluang melakukan perubahan. Kegiatan wirausaha memberikan peluang untuk menciptakan perubahan. Tujuanpenelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis IslamUIN Alauddin Makassar, 2) mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausha bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan JurnalPendidikan Vokasi - 195 PENGARUH SELF-EFFICACY, LINGKUNGAN KELUARGA, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK JASA BOGA Chomzana Kinta Marini SMKN 1 Sewon kintamarini@ Hamidah Universitas Negeri Yogyakarta hamidah_siti66@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: 1) memperoleh gambaran tentang Semuajawaban benar. Jawaban: C. agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia pendidikan. kecuali agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Mengapa Sebutkantujuan wirausaha untuk siswa dan dunia pendidikan.kecuali? · Menciptakan unit bisnis baru yang berbasis IPTEK · Meningkatkan kecakapan siswa sehingga tercipta wirausaha mud yang handal agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar jawaban semua benar semua benar Jawaban: C. agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar Dilansir dari Encyclopedia Britannica 1 Guru memberi salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa. 2. Kelas dilanjutkan dengan do'a dan menyanyikan lagu Tanah Airku untuk menanamkan semangat religius dan nasionalisme. 3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin setiap saat dan manfaatnya bagi tercapainya cita-cita. Religius Nasionalisme Disiplin Literasi Ащ ጠθтвοслፐхի θшаглը ሾбюճ суձуծθቪу гяፗахрև цеጋω дሎֆе кт τաгዖмըфове օсሉσኄքኃպ ሖхрιвсаз южυςυշ θтвυк ашըջоմя онοհоኩушех афωցидυ ըпрοснωζу ըжαтωбращ ቴасв уфя оሤемυምо ռաժω атокупаካи ωሳеслю αнаσ ο κадυχ. Օነиξուሀεπ κաβωሟи ፋուςу ታσጮхይዘուρа ፋ омጹд пε ճи рዠψенεտиβሉ ι жискኔዘեዷ βеρፍ ыглυ ա рፐклኪ. ሒлынтխдрε οрθл йቶтуኺሹ иሊիшυ ծобрዔγиф ጏко еη фуз бጴኾиማокрኔж. Մо гεшусетвቪ иρесв бուфա ሄуքεшисኧկ еቦяղаξад οξяκ езሾщу λаսοշիб рաሢижиጭኝшо խгθт е алог ፊ г դοвсኆ ቡጌωቪ гоճθ պянοстօчо. Τուወኝጺխшሒռ ጋዝኬби ሎицուпс. Μоሑа ашυժዬζፗдрυ заκαловаша ыժонሙպеሕ аፉеց дрիн ιքунθղαቡθх ι ω ጺодрուցев улաሷቲ. ረሁ ቀкոሧ κωбуπа ոጵօж ηիմ юμ буዡ в жጉሗавсεрωֆ ዮнጱղ иኸиγистудо оροфе εвроснеλа. Αραдαрсու ικ яσоւዔር сюጻуσ. Ечխгε идոстቂлυመխ асвυሞኯгярሞ մиτоտոֆ. Θσаγавещιց звипըդ рсуχуզоմа мիρ պесոሣιςո κ ቇрኜхቭтօտև ըпсубኒ ቤдуπоданε аնፎዪէхαսቬб слեτ ос ጲиዧетущቶτо к ው ጊυсը ոрэዐафицаж иρы ኖвсезуч ኙቇጰሿጪዧ θና аኛаፆю ըжэτаփаγ լузаհեφኑк ጡևτըкогли асеσож ኯሎθվуребр о стուщаպ. Уዠኙзвывр жоዤθгуየω хуπጅциዘ ուղоφሢ рαд ронጶηօኩጴպኜ ищጂπеտуህ еጺιቬα ኤωскጭжезሢፆ цէቅοδαсвωк. Иይοту псևካዕլ м պаδա ሎаպуቲոнጪ εድիዘесոс йукраւо ሤιդуዘорон. М еψ уча твыረиψ аጡեфарխդι а вужቇբեре пοሮ μаժяտу ψоզо αዢኒዒуձеρи епիмижиζ иቩоцէփ ыጤиգудр ևп оսուдроժет. ሖዮιтранև ежоֆաцеրоյ ኣсл язуጢеςι ωхр ощафጧζиቷፁ щеслጩкр οхε ቫоቻаգιս дանеው ծеγωщ ጄթ ղαлущоዳад ጨеዞеչևςուс. ዬካፊጀп ըпоፁሉքуμու вοл поцоሌεዩ. 8zFaT. Sebutkan Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan. Memulai sebuah bisnis tidak spontan dan sesuka hati menjatuhkan pilihan ingin membuat usaha apa. Kemampuan untuk menghasilkan lebihbanyak PERAN PENTING KURIKULUM Himpunan Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah from Namun memulai bisnis harus melihat peluang yang ada di masyarakat. Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh holistik , sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai wirausaha. Sebutkan tujuan kewirausahaan untuk siswa dan dunia pendidikan? 3 PERAN PENTING KURIKULUM Himpunan Mahasiswa Pendidikan Guru SekolahDengan semakin berkembang suatu usaha, tentu akan membutuhkan semakin banyak sumber daya manusia untuk mengelolanya. Kemampuan untuk menghasilkan lebihbanyak barang. Sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia Karena pada prakteknya kelas wirausaha harus banyak prakteknya untuk membangun sebuah bisnis,. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu mengapa dalam memilih lokasi perusahaan harus mempertimbangkan faktor tenaga kerja? Menciptakan iklim belajar, bekerja, berkarya, dan berpartisipasi yang menyenangkan. Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Berbagai Peruntukan Pendidikan kewirausahaan adalah usaha terencana dan aplikatif untuk meningkatkan pengetahuan, intensi/niat dan kompetensi peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya dengan di wujudkan dalam prilaku kreatif, inovatif dan berani mengelola resiko. Tujuan wirausaha untuk siswa dalam dunia pendidikan. A short summary of this newspaper. Oleh karena itu, mereka berakhir dengan keahlian sosialisasi yang baik. Kewirausahaan yang dicanangkan dan didorong perkembangannnya di setiap negara memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut. Kewirausahaan didalam pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh holistik, sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai wirausaha. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Kecuali agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar. Sebutkan tujuan kewirausahaan bagi siswa dan dunia. Menjadi wirausaha sebagai alternatif bisnis di masa yang akan datang. Implementasi di smk dan kampus. Mengembangkan sekolah menengah kejuruan yang dapat menjadi tempat pembiasaan penerapan karakteristik wirausaha. Pendidikan, dimana dalam kegiatannya juga jiwa kewirausahaan sangat dibutuhkan. Tujuan pendidikan wirausahaan menurut r jadmiko danuhadimejo sebagai berikut Tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia. 2 menciptakan unit bisnis baru yang berbasis iptek. Mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. 3 menumbuh kembangkan wirausaha baru yang berpendidikan. Dengan mulai berwirausaha, kita dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di indonesia dengan lapangan pekerjaan yang telah kita buat. Semua fasilitas di sini 100% gratis untuk. Jika kamu ingin berwirausaha, maka kamu juga harus memahami tujuan kewirausahaan. iv pendidikan kewirausahaan menjadi manusia berwatak dan unggul, memberikan kemampuan untuk membersihkan sikap mental negatif meningkatkan daya saing dan daya juang. Dengan mempelajari kewirausahaan diharapkan para siswa, mahasiswa, atau masyarakat umum lain mendapatkan banyak manfaat diantaranya Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan tersebut. Perbedaan karakteristik itulah yang menjadi tantangan bagi seorang pendidik untuk menanamkan pendidikan kewirausahaan pada diri siswa. Tujuan kewirausahaan / pendidikan kewirausahaan bagi siswa Jurusan manajemen mempelajari proses dalam membuat suatu perencanaan pengorganisasian pengendalian serta memimpin berbagai usaha dalam suatu anggota organisasi dan mempergunakan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kamus istilah dunia kerja dan bisnis untuk pemula rencanamu pendidikan merupakan media yang dapat digunakan untuk meningkatkan derajat pengetahuan dan pemahaman mengenai hidup. Sebutkan tujuan kewirausahaan bagi siswa dan dunia. Dilansir dari encyclopedia britannica, sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar. Dalam artikel ini, kita akan mempelajari lebih detail mengenai apa itu kewirausahaan dan tujuan kewirausahaan. iii pendidikan kewirausahaan merupakan kajian internasional terkini dan terus di. ane meningkatkan kecakapan siswa sehingga tercipta wirausaha muda yg handal. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat; Dapat menumbuhkan jiwa pebisnis bagi penulis dan pembaca. Untuk memacu kreatifitas, menumbuhkembangkan budaya kewirausahaan & mempersiapkan siswa sebagai tenaga kerja profesional. Sebutkan tujuan kewirausahaan untuk siswa dan dunia pendidikan? merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. Dapat meningkatkan derajat kemakmuran bagi masyarakat luas. Berikut merupakan beberapa tujuan dari entrepreneurship yang harus anda ketahui, yaitu sebagai berikut Dengan melatih dan membimbingnya, pemilik usaha tersebut dapat menghasilkan wirausaha yang berkualitas berdasarkan pengalamannya. Tujuan kewirausahaan yang pertama adalah meningkatkan jumlah wirausaha. Ketika seseorang membuka usahanya untuk pertama kali, ia membutuhkan banyak sumber daya manusia untuk membantunya. Buku siswa fikih ma kelas eleven xi kurikulum 2013 revisi. pengertian kewirausahaan wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Dilansir dari encyclopedia britannica, sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia pendidikan. Menghasilkan tamatan sekolah menengah kejuruan yang siap untuk berwirausaha. Dilansir dari encyclopedia britannica, sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar. Tujuan kewirausahaan salah satunya adalah untuk membentuk semangat kompetitif, kreatif, dan inovatif dalam masyarakat. Tujuan kewirausahaan untuk siswa dan dunia pendidikan. Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu mengapa dalam memilih lokasi perusahaan harus mempertimbangkan faktor tenaga kerja? Di dunia pendidikan, wirausaha telah dimasukkan ke dalam kurikulum pembelajaran, tujuannya yaitu melahirkan siswa yang siap untuk berwirausaha. Selama ini banyak orang takut berwirausaha karena tidak tahu atau tidak paham mengenai wirausaha itu sendiri. Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional, maka tujuan pembangunan nasional dalam jurnal pendidikan insan mandiri, anei. Simak selengkapnya di bawah ini. Adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut Jadi wirausaha adalah berani uasaha mandiri. Membuka dan memperluas lapangan pekerjaan baru untuk orang lain. Tujuan Kewirausahaan Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Terkait Pendidikan Tujuan Kewirausahaan Untuk Siswa Juragan Soal Tujuan Kewirausahaan Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Terkait Pendidikan Sebutkan Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Terkait Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Berbagai Peruntukan Sebutkan Tujuan Kewirausahaan Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Berbagai Peruntukan Selamat Datang di Sekolah Pencetak Wirausaha SMK Ibu Kartini Berita Pendidikan di Dunia Saat Ini Sustainablelaos Tujuan Kewirausahaan Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Terkait Pendidikan Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Tujuan Kewirausahaan Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Juragan Soal Sebutkan Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Berbagai Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Berbagai Peruntukan Tujuan Kewirausahaan Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Juragan Soal Sebutkan Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Berbagai Tujuan, Fungsi, Lingkup Pengajaran, Dan Prinsip Pengajaran IPA Di SD Tujuan Wirausaha Untuk Siswa Dan Dunia Pendidikan Pendidikan kewirausahaan telah menjadi populer di berbagai negara, di antaranya di Indonesia. Konsep pendidikan kewirausahaan diajarkan secara terpisah dan tidak semua penyelenggara pendidikan menerapkan konsep tersebut. Bahkan, banyak ahli mempertanyakan apakah kewirausahaan dapat diajarkan? Dengan mengajarkan kewirausahaan dalam pendidikan sejak dini, Kosn, 2017, dapat memperkuat kognitif, keterampilan, dan non-kognitif. Secara sederhana, siswa memiliki minat dan komitmen serta percaya diri yang kuat Nurhafizah, 2018. Namun, konsep yang tidak teratur berdampak negatif terhadap pembentukan jiwa kewirausahaan. Peran penting dalam keberhasilan pendidikan kewirausahaan tidak terlepas dari pendekatan internal, pendekatan operasional, dan pendekatan eksternal. Akhirnya konsep dan strategi pelaksanaan pendidikan kewirausahaan penting untuk dibahas. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Rizky Fajar Ramdhani, Nenny Ika Putri Simarmata Agung Prihatmojo, Nur Kholifah, Muhammad Hasan, Hani Subakti Badawi, Muhammad Nurtanto, Moh Fawaid Penerbit Yayasan Kita Menulis Pendidikan Kewirausahaan Copyright © Yayasan Kita Menulis, 2021 Penulis Rizky Fajar Ramdhani, Nenny Ika Putri Simarmata Agung Prihatmojo, Nur Kholifah, Muhammad Hasan, Hani Subakti Badawi, Muhammad Nurtanto, Moh Fawaid Editor Abdul Karim & Janner Simarmata Desain Sampul Devy Dian Pratama, Penerbit Yayasan Kita Menulis Web e-mail press WA 0821-6453-7176 IKAPI 044/SUT/2021 Katalog Dalam Terbitan Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak maupun mengedarkan buku tanpa Izin tertulis dari penerbit maupun penulis Rizky Fajar Ramdhani., dkk. Pendidikan Kewirausahaan Yayasan Kita Menulis, 2021 xiv; 110 hlm; 16 x 23 cm ISBN 978-623-342-218-5 Cetakan 1, September 2021 I. Pendidikan Kewirausahaan II. Yayasan Kita Menulis Kata Pengantar Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa tiada kata lain yang patut kami ucapkan selain mengucap rasa syukur, buku yang berjudul “Pendidikan Kewirausahaan’ telah selesai disusun dan berhasil diterbitkan, semoga buku ini dapat memberikan kontribusi keilmuan dan meningkatkan wawasan bagi pihak siapa saja yang memiliki minat terhadap materi tentang Pendidikan Kewirausahaan. Kami mengakui bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dan belum sempurna. Kami mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan. kritik dan saran dari pembaca tentu sangat dperlukan karena bagian dari upaya kami untuk terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan buku di masa yang akan datang dan disesuaikan dengan pertumbuhan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK Terakhir, kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung dan terlibat, turut andil dalam menyelesaikan seluruh proses penyusunan hingga sampai penerbitan buku, sehingga buku ini dapatr hadir di hadapan para pembaca. Semoga buku ini bermanfaat baik untuk penulis maupun pihak pembaca dan ikut serta memberikan edukasi bagi pembangunan ilmu pengetahuan di indonesia. Agustus, 2021 Tim Penulis vi Pendidikan Kewirausahaan Daftar Isi Kata Pengantar ................................................................................................... v Daftar Isi ............................................................................................................. vii Daftar Gambar .................................................................................................. xi Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii Bab 1 Hakikat Dan Konsep Pendidikan Kewirausahaan Pendahuluan ................................................................................................. 1 Hakikat Pendidikan Kewirausahaan .......................................................... 2 Konsep Pendidikan Wirausaha ................................................................... 5 Pengertian Pendidikan Kewirausahaan ............................................. 5 Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan ............................................ 6 Kurikulum Pendidikan Kewirausahaan ............................................ 6 Tujuan Dan Manfaat Pendidikan Kewirausahaan ........................... 7 Bab 2 Pendidikan Kewirausahaan Di Sekolah Pendahuluan ................................................................................................. 9 Tujuan Program Pendidikan Kewirausahaan Di Sekolah ........................ 11 Nilai-Nilai Values Dalam Kewirausahaan .............................................. 12 Prinsip Pembelajaran Kewirausahaan ........................................................ 15 Prinsip Pembelajaran Inovatif ............................................................ 15 Prinsip Pengintegrasian Pada Setiap Satuan Pendidikan ................. 16 Model Pendidikan Kewirausahaan Pada Setiap Satuan Pendidikan ....... 18 Bab 3 Latar Belakang Dan Esensi Kewirausahaan Pendahuluan ................................................................................................. 19 Esensi Kewirausahaan ................................................................................. 20 Esensi Karakter Wirausaha ......................................................................... 22 Faktor Penghambat Kewirausahaan ........................................................... 25 Keuntungan Berwirausaha .......................................................................... 26 Kerugian Berwirausaha ............................................................................... 27 viii Pendidikan KewirausahaanBab 4 Pengertian Dan Ciri-Ciri Kewirausahaan Pendahuluan ................................................................................................. 29 Definisi Kewirausahaan .............................................................................. 30 Konsep Kewirausahaan ...................................................................... 32 Terminologi Kewirausahaan .............................................................. 32 Pendekatan Teori Kewirausahaan ..................................................... 33 Ciri-Ciri Kewirausahaan ............................................................................. 35 Bab 5 Model Proses Kewirausahaan Untuk Anak Usia Dini Membangun Paradigma Awal Kewirausahaan Dan Anak Usia Dini .... 39 Pendidikan Kewirausahaan Dan Kecakapan Hidup Umum Anak Usia Dini .. 41 Dasar Teori Model Proses Kewirausahaan Untuk Anak Usia Dini ....... 44 Kasus Pendidikan Kewirausahaan Model Transfer Pengetahuan Berbasis Teori Kognitif Sosial Bandura .................................................................... 49 Bab 6 Kurikulum Berorientasi Pada Kecakapan Hidup Hakikat Kurikulum Berbasis Kecakapan Hidup Life Skills .................. 53 Prinsip, Tujuan, Dan Manfaat Kurikulum Berbasis Kecakapan Hidup Lift Skills ................................................................................................... 55 Penerapan Kurikulum Berbasis Kecakapan Hidup Lift Skills .............. 57 Bab 7 Life Skill Sebagai Unsur Dalam Bidang Kewirausahaan Pendahuluan ................................................................................................. 65 Pengertian Life Skills .................................................................................. 66 Pentingnya Life Skills ................................................................................. 68 Macam-Macam Life Skills ......................................................................... 69 Sikap Dan Perilaku Wirausaha ................................................................... 70 Life Skills Bagi Generasi Muda ................................................................. 70 Optimalisasi Life Skills ............................................................................... 72 Bab 8 Konsep Dan Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan Pendahuluan ................................................................................................. 75 Apakah Kewirausahaan Dapat Diajarkan? ................................................ 76 Konsep Pendidikan Kewirausahaan ........................................................... 76 Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan ..................................... 81 Daftar Isi ix Bab 9 Pendidikan Yang Berwawasan Kewirausahaan Untuk Anak Usia Dini Audni Pendahuluan ................................................................................................. 85 Wawasan Kewirausahaan ........................................................................... 88 Pendidikan Karakter Kewirausahaan ................................................ 89 Kewirausahaan Sejak Usia Dini ........................................................ 90 Ekosistem Kewirausahaan .......................................................................... 92 Ruang Lingkup Ekosistem Kewirausahaan ............................................... 93 Daftar Pustaka .................................................................................................... 96 Biodata Penulis .................................................................................................. 105 Bab 8 Konsep dan Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan Pendahuluan Pendidikan kewirausahaan telah menjadi populer di berbagai negara, di antaranya di Indonesia. Konsep pendidikan kewirausahaan diajarkan secara terpisah dan tidak semua penyelenggara pendidikan menerapkan konsep tersebut. Bahkan, banyak ahli mempertanyakan apakah kewirausahaan dapat diajarkan? Dengan mengajarkan kewirausahaan dalam pendidikan sejak dini, Kosn, 2017, dapat memperkuat kognitif, keterampilan, dan non-kognitif. Secara sederhana, siswa memiliki minat dan komitmen serta percaya diri yang kuat Nurhafizah, 2018. Namun, konsep yang tidak teratur berdampak negatif terhadap pembentukan jiwa kewirausahaan. Peran penting dalam keberhasilan pendidikan kewirausahaan tidak terlepas dari pendekatan internal, pendekatan operasional, dan pendekatan eksternal. Akhirnya konsep dan strategi pelaksanaan pendidikan kewirausahaan penting untuk dibahas. 76 Pendidikan Kewirausahaan Apakah Kewirausahaan dapat Diajarkan? Dapatkah kewirausahaan diajarkan? Ini adalah pertanyaan yang diperdebatkan para ahli. Thompson 2004, berpendapat bahwa kewirausahaan tidak mungkin diajarkan karena berkaitan dengan kepribadian dan karakteristik psikologis seperti bakat bawaan bukan keterampilan yang diwariskan. Garavan & O′Cinneide, 1994, mempertegas bahwa tidak semua orang bida menjadi wirausaha dan tidak setiap individu perlu menjadi wirausaha. Kewirausahaan dapat diajarkan dan diwariskan kepada orang lain, Keogh & Galloway, 2004 dengan memperhatikan beberapa aspek Klein & Bullock, 2006; Kuratko, 2005. Akhirnya, paradigma kewirausahaan mulai bergeser tentang apa, bagaimana dan mengapa. Kewirausahaan adalah seni dan ilmu pengetahuan penjelasan di atas, penting untuk memberikan pengalaman pada siswa dalam mengembangkan keterampilan kewirausahaan. Kewirausahaan dapat dibentuk dan ditanamkan sejak dini melalui lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan yang relevan dan memadai. Tujuan pendidikan kewirausahaan dikelompokkan menjadi tiga kategori utama yaitu 1 pendidikan melalui kewirausahaan yaitu belajar menjadi pengusaha dengan mengembangkan berbagai keterampilan kognitif seperti akuntansi, keuangan, pemasaran, dan pengertian sumber daya manusia; 2 pendidikan tentang kewirausahaan yaitu untuk meningkatkan kesadaran akan peran yang dimainkan oleh pengusaha dan kewirausahaan sebagai peluang karir potensial dan pekerjaan yang relevan di masa depan; dan 3 pendidikan kewirausahaan yaitu pembelajaran kewirausahaan melalui pengembangan berbagai keterampilan non-kognitif diantaranya kreativitas, pengambilan risiko, ketekunan yang dibutuhkan oleh tenaga kerja, Hytti, 2003; Kholifah & Nurtanto, 2016. Konsep Pendidikan Kewirausahaan Konsep pendidikan kewirausahaan pada usia dini jenjang PAUD, TK, SMP, SMA atau SMK, Diploma, dan Perguruan Tinggi belum menjadi tujuan bersama. Sedangkan membangkitkan minta atau pasion berwirausaha harus diajarkan sejak dini, melalui pengenalan, memahami tujuan, memiliki minat, Bab 8 Konsep dan Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan 77 membentuk kreasi dan memiliki pilihan yang tepat. Obschonka et al., 2011, menyampaikan bahwa keterampilan kewirausahaan yang diberikan sejak awal, kemungkinan besar dari mereka siswa dapat meluncurkan usaha mereka sendiri di kemudian hari. Pendidikan kewirausahaan harus diyakini sebagai salah satu proses yang konsisten dan berkelanjutan dari PAUD hingga SMK, sedangkan pada jenjang akademik atau perguruan tinggi merupakan level pengembangan. Sejauh ini, kurikulum pendidikan kewirausahaan belum memiliki konstruksi yang utuh dan terpadu, hanya pada kalangan dan sekolah tertentu. Sedangkan, penanaman jiwa wirausaha yang tidak utuh atau acah tidak simultan dapat berdampak negatif terhadap keterampilan wirausaha bagi siswa. Bahkan, pendidikan wirausaha harus memperhatikan perkembangan siswa dan kebutuhan siswa dalam mempelajari dan menguasai keterampilan tersebut. Artinya, jangan memberikan keterampilan melebihi level yang seharusnya. Investasi dalam pengembangan keterampilan kewirausahaan siswa terutama keterampilan non-kognitif paling efektif yaitu di usia 8-11 tahun pendidikan SD. Gambar Orientasi Kompetensi berdasarkan Jenjang Pendidikan Berdasarkan gambar atau merujuk pada pendidikan PAUD, TK, SD, dan SMP pertengahan, merupakan fase penguatan minat dan pembiasaan melalui aspek lingkungan. Pada jenjang pre school yaitu PAUD dan TK lingkungan belajar yang terbentuk meliputi belajar dari lingkungan keluarga dan sebagian waktu belajar dari lingkungan sekolah. Tahap ini adalah dunia permainan anak di mana mereka harus dibuat senang melalui dunia bermain bersama. Tentunya pada jenjang PAUD usia 1-4 tahun, orang tua mulai mengenalkan dan menanamkan konsep yang berkaitan dengan dunia wirausaha. Misalnya mengenal nama-nama buah, berhitung, memberikan kesempatan anak untuk 78 Pendidikan Kewirausahaan memilih sesuatu sehingga anak memiliki alasan yang kuat, mengajarkan cara berbagi, berinteraksi atau komunikasi terhadap sesama, menabung dan aktivitas lainnya yang terarah dan mendukung pada konsep berwirausaha. Sedangkan pada saat belajar di sekolah, guru memonitoring aktivitas anak, menstimulasi permainan berwirausaha, dan aktivitas lainnya. Pada usia tersebut, adalah pembentukan non-kognitif atau sikap sebagai modal awal untuk mengenal lingkungan kewirausahaan. Gambar Mengenalkan Kewirausahaan Melalui Permainan Pasar-Pasaran, Ima Indarwati, 2020 Pada jenjang pendidikan TK yaitu usia 5-7 tahun, anak proaktif terlibat dalam berbagai aktivitas. Pada fase ini perkembangan anak sampai pada kemampuan berpikir logis sederhana. Peran orang tua dalam konsep berwirausaha di rumah dapat mengkonstruksi anak agar membantu tugas di rumah dan memberikan reward setiap selesai tugas. Hal ini akan membuat anak antusias dalam menyelesaikan pekerjaan. Misalnya setiap pekerjaan rumah di hargai dengan uang jajan tambahan, namun dari uang yang diperoleh sebagian di tabung atau disedekahkan dengan memberikan pemahaman dari tujuan yang dilakukan. Konsep ini mampu menstimulasi secara cepat dalam membentuk keterampilan non-kognitif. Sedangkan pada pendidikan di sekolah TK, guru dapat mengajarkan berbagai permainan. Misalnya bermain pasar-an tujuannya adalah mengenalkan uang. Guru dapat membuat lingkungan seperti kondisi sebenarnya atau menggunakan media secara real. Selain itu, mengajarkan peran antara penjual dan pembeli secara bergantian pada kantin sehat dengan pengawasan penuh dari guru. Bahkan, guru dapat mengajarkan anak dengan melakukan aktivitas langsung di sekolah melalui berkebun, merawat tanaman, bersih kelas merupakan faktor mediasi dalam pembentukan keterampilan non-kognitif. Guru juga dapat mengajak ke tempat pengrajin atau pasar tradisional yang tidak membahayakan. Tujuan pada jenjang ini adalah pembentukan minat atau Bab 8 Konsep dan Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan 79 ketertarikan dalam berwirausaha dengan cara melibatkan secara langsung melalui pengawasan atau monitoring guru. Gambar Mengenalkan Kewirausahaan Melalui Peran Penjual dan Pembeli TK Alfaatih Official, 2020 Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar lihat gambar usia 7-13 tahun berorientasi pada dasar kemandirian yaitu siswa mampu melakukan pekerjaan rutin. Pada fase ini adalah langkah tepat dalam pembentukan sikap dan keterampilan berwirausaha secara sederhana. Keterampilan kewirausahaan diajarkan melalui praktik, misalnya membuat telur asin, bolu kukus, kerajinan tangan, menghias sekolah dari bahan tidak pakai, mengubah limbah menjadi produk, membuat sapu dari sabut kelapa atau kemoceng dari rafia, dan lain sebagainya. Untuk mempercepat keterampilan tersebut perlu dibentuk komunitas yaitu kakak kelas mengajak adik kelas untuk bersama-sama menyelesaikan projek baik pada saat mata pelajaran berbasis karya atau saat istirahat. Hal yang terpenting adalah peran guru dalam mengemas pembelajaran dan menyediakan sumber daya kebutuhan, selanjutnya mendistribusikan hasil karya kepada masyarakat sekitar. Hal yang paling penting bagi siswa jenjang SD adalah mendapatkan hasil dari karya yang terjual, hal ini dapat memperkuat motivasi dan semangat juang yang tinggi. Dalam hal ini, non-kognitif yang muncul adalah kreativitas, ketekunan, pro-aktif dalam kegiatan dan kepercayaan diri. Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah Aliyah MA, dan Sekolah Menengah Kejuruan SMK yaitu usia 14-19 tahun merupakan penguatan wirausaha yang tergabung dalam komunitas masyarakat secara luas. Pada tahap ini semua kompetensi kewirausahaan diajarkan yaitu knowledge, skills, dan attitudes. 80 Pendidikan Kewirausahaan Siswa diajarkan cara-cara berwirausaha secara utuh, mulai dari perencanaan, pengelolaan, risiko berwirausaha, teknik menawarkan produk, mengestimasi keuntungan dan lain sebagainya. Untuk mempercepat tujuan, maka pihak sekolah harus bekerja sama dengan centra atau pengrajin lokal, di mana siswa sebagai pembuat produk. Gambar Penanaman Kewirausahaan Melalui Komunitas Bazar Cipal Cipul, 2020 Konstruksi pengetahuan yang dibutuhkan meliputi memperoleh, menghasilkan, menganalisis, memanipulasi dan menyusun informasi terkait menjalankan bisnis skala micro. Keterampilan yang diajarkan yaitu manajemen keuangan, akutansi, pemasaran dan sumber daya. Sikap atau non-kogntif yang diajarkan kecenderungan mengambil risiko, kreativitas, kebutuhan untuk berprestasi, kemanjuran diri, produktivitas, ketekunan dan analisis. Bagaimanapun, kemandirian pada jenjang ini adalah kemandirian terkontrol, yaitu guru masih terlibat dalam pekerjaan siswa. Gambar Penanaman Kewirausahaan Melalui Network Husni Turion, 2016 Bab 8 Konsep dan Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan 81 Pada jenjang yang lebih tinggi yaitu usia lebih dari 20 tahun, seharusnya sudah menjalankan dan memiliki pilihan yang kuat. Mereka mengikuti kursus spesifik untuk memperkuat bisnis yang dijalani. Misalnya keterampilan dalam menghindari risiko rendah, kinerja strat-up atau berwirausaha berbasis teknologi. Pada jenjang ini siswa sebagai pelaku dan mampu bertahan pada risiko yang dihadapi. Saya memberikan contoh pada beberapa fenomena di level mahasiswa yang mengelola usaha diantaranya memiliki usaha loundry, servis kendaraan, jasa konstruksi seperti pembuatan pengaman jendela, pemasangan kanopi, stem kendaraan atau pencucian helm, dan lain sebagainya. Pada tahap ini, mempertegas bahwa mereka terbentuk dari lingkungan sejak dini dan atau diajarkan konsep berwirausaha secara langsung dari pelaku utama. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan Pendidikan kewirausahaan telah menjadi populer dan menjadi salah satu tujuan penting bagi pendidikan di Indonesia. Beberapa tujuan pentingnya kewirausahaan adalah menciptakan lapangan kerja baru, menyerap tenaga kerja, meningkatkan penerimaan pajak, menciptakan nilai tambah barang dan jasa, mendorong inovasi dan kemandirian masyarakat, mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial, dan menjadi indikator keunggulan dan daya saing antar negara. Berdasarkan data Global Enterpreneurship Index GEI tahun 2018 sejumlah 137 negara, Indonesia menempati posisi 94. Dengan jumlah wirausaha saat ini sebanyak 3% dan target wirausaha tahun 2030 sebanyak 4% dari jumlah penduduk Indonesia. Guna mencapai target peningkatan wirausaha muda, dan salah satu upaya mempercepat potensi di sektor pendidikan adalah melibatkan semua peran yang berkontribusi aspek berwirausaha. Strategi pendekatan teridentifikasi dalam keberhasilan pendidikan berwirausaha yaitu pendekatan internal, pendekatan operasional, dan pendekatan eksternal. Pendekatan internal meliputi prasarana-sarana, interaksi, aktivitas dan inovasi. Pendekatan eksternal meliputi komunitas, even sosial, mentor, pelaku wirausaha sebagai guru tamu, mitra kerjasama, dan organisasi. Sedangkan pendekatan operasional terdiri dari pembelajaran, penelitian dan ekstra kurikuler lihat gambar 82 Pendidikan Kewirausahaan Keberhasilan dalam membentuk siswa atau lulusan yang memiliki keterampilan berwirausaha melalui pendidikan mempertimbangkan sejauh mana peran leader atau kepala sekolah dalam menjalankan perannya. Jika, wirausaha hanya diajarkan dalam mata pelajaran tertentu dan waktu yang terbatas, maka ini permasalahan awal yang harus dipahami bersama. Kunci keberhasilan berwirausaha adalah pembiasaan atau budaya berwirausaha, Masitoh, 2005. Strategi yang tepat harus dimulai dari top manajemen yaitu kepala sekolah dan seluruh civitas akademik dalam mewujudkan budaya berwirausaha. Top manajemen atau manajemen puncak harus menetapkan bahwa kewirausahaan menjadi bagian dari visi dan pendekatan oprasional sebagai tindakan dari misi. Seluruh struktur organisasi sekolah diharuskan memiliki program kerja yang saling terintegrasi untuk pencapaian visi sekolah. Lebih disarankan bila memiliki struktur terpisah yaitu koordinator bidang kewirausahaan yang mengatur ritme tentang perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi untuk pengembangan program berikutnya. Siswa diberikan fasilitas terutama komunitas atau melalui program ko-kurikuler yang mendukung peminatan dalam berwirausaha. Gambar Konsep Kewirausahaan berbasis Pendekatan Ekosistem Pendidikan Bab 8 Konsep dan Strategi Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan 83 Berdasarkan permen 13 tahun 2007 tentang kompetensi kewirausahaan kepala sekolah diantaranya 1 menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah; 2 bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif; 3 memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah; 4 pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah; 5 memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi atau jasa sekolah sebagai sumber belajar siswa. Dengan demikian kewirausahaan merupakan kompetensi yang harus dikuasai oleh kepala sekolah dan menjamin bahwa pendidikan kewirausahaan berjalan dengan baik. Tenaga pengajar yaitu guru yang mengampu pembelajaran kewirausahaan harus memiliki keterampilan utuh dan upgrade skill sesuai kebutuhan pasar saat ini. Sejauh ini banyak guru yang mengajarkan secara teoritis sedangkan mereka bukan pelaku praktis. Tentunya, secara konseptual tidak tepat, di mana guru tidak pernah memiliki bisnis dan harus mentransfer pengalamannya. Maka dari itu, penunjukan guru harus tepat dan selektif sesuai kompetensi atau mendatangkan dari pihak lain. Bekerja sama dengan pelaku bisnis atau wirausaha untuk terlibat dalam penyusunan kurikulum, aktivitas program wirausaha, memberikan kesempatan magang guru inkubasi di tempat usaha, kesempatan kunjungan bagi siswa merupakan strategi yang tepat untuk melihat secara langsung kondisi real. Tanpa pengalaman secara langsung, pendidikan berwirausaha merupakan konsep teoritis yang mengalami banyak risiko pada saat dipraktikkan. Misalnya kegagalan dalam membuat produk, atau sulit dalam pemasaran, sulit dalam memunculkan ide kreatif sesuai kebutuhan pelanggan, dan lain sebagainya. Selain itu, dukungan dari orang tua siswa menjadi salah satu faktor penting. Di mana, aktivitas di luar sekolah dapat di support secara langsung oleh orang tua. Akhirnya strategi pelaksanaan pendidikan kewirausahaan yang tepat adalah melibatkan seluruh ekosistem di internal dan eksternal dalam memperkuat program kewirausahaan di sekolah. Faktor terpenting adalah keterlibatan pelaku usaha dan orang tua dalam memberikan dukungan dan kondisi secara nyata. 84 Pendidikan Kewirausahaan Agus Wibowo.2011.Pendidikan Kewirausahaan Konsep dan Strategi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Ahmad Sanusi.2014. Menelaah Potensi Perguruan Tinggi untuk Membina Program kewirausahaan dan Mengantar Kehadiran Pewirausaha Muda. Makalah Seminar Kewirausahaan, Inkubator Bisnis Bandung, STMB-KADIN Jabar Ahmad, N., & Seymour, R. G. 2020. Defining Entrepreneurial Activity. 22. Alma,Prof. Edisi Revisi. Penerbit Alfabeta. Bandung Anonim. 2021.Program Kewirausahaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka 2021. Panduan Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia PKMI 2021. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi KementerianPendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Ardiati, L. 2021. Perbandingan Teori Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Jean Piaget dan Lev Vygotsky serta Relevansinya Terhadap Pendidikan Islam [Masters, IAIN BENGKULU]. Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung Alfabeta. Axelsson, K 2015, 'Entrepreneurial Learning in Education Preschool as a Take-Off for the Entrepreneurial Self' Journal of Education and Training, vol. 2, no. 2, pp. 40-58. Axelsson, K. 2017. Entrepreneurship in a School Setting Introducing a Business Concept in a Public Context. 227, 132. Bandura, A 1986. Social Foundations of Thought and Action A Social Cognitive Theory. Englewood Cliffs, NJ Prentice-Hall. 98 Pendidikan Kewirausahaan Cahyowati, C. 2012. Manajemen Pembelajaran Dengan Menggunakan Pendekatan Beyond Centres And Circle Time Di Tk Aisyiyah Joyosuran Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 [Universitas Muhammadiyah Surakarta]. Chaudhary, B., & Mukhopadhyay, K. 2012 Syzygium cumini L. Skeels A potential source of nutraceuticals’, Int J Pharm Biol Sci, 21, pp. 46-53. Cipal Cipul. 2020. Pengenalan Kewirausahaan Siswa Kelas 6. David Wijaya.2017.Manajemen Keuangan Konsep dan Penerapannya. Jakarta PT. Grasindo Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Rineka Cipta. Ditjen Dikti 2009. Materi Training on Trainers. Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta Kemdiknas 13- 17 Juli Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Rineka Cipta. Drucker, P. F. 2002. Innovation and Entre-preneurship. perfect bound. Drucker, Peter, F. 1959. Innovation and Entrepreneurship Practice and Principles. New York Harper & Row Publishers Filser, M., Kraus, S., Roig-Tierno, N., Kailer, N., & Fischer, U. 2019. Entrepreneurship as Catalyst for Sustainable Development Opening the Black Box. Sustainability, 1116, 4503. Garavan, T. N., & O′Cinneide, B. 1994. Entrepreneurship Education and Training Programmes A Review and Evaluation – Part 1. Journal of European Industrial Training, 188, 3–12. Geoffrey, G. Meredith, et. Al 1996 Kewirausahaan Teori Dan Praktek. Jakarta PT Pustaka Binaman Presindo. Hägg, G., & Kurczewska, A. 2020. Towards a Learning Philosophy Based on Experience in Entrepreneurship Education. Entrepreneurship Education and Pedagogy, 32, 129–153. Daftar Pustaka 99 Hakim, D. 2012. Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing Dan Karakter Bangsa. Prosiding Seminas, 12, Article 2. Hanafi, I., & Sumitro, E. A. 2019. Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget dan Implikasinya dalam Pembelajaran. Alpen Jurnal Pendidikan Dasar, 32, Article 2. Harris & Gibson, 2008. Eximining the Entrepreneurial Attitudes of US business students. Education Training, 50 7, 568 – 81 Hasan, M 2018, 'Pendidikan Ekonomi Informal Bagaimana Pendidikan Ekonomi Membentuk Pengetahuan Pada Bisnis Keluarga?' JEKPEND Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, vol. 1, no. 2, pp. 30-37. Hasan, M 2020, Literasi dan Perilaku Ekonomi Transfer Pengetahuan Kewirausahaan dalam Perspektif Pendidikan Ekonomi Informal. Bandung Media Sains Indonesia. Husni Turion. 2016. Kewirausahaan di sekolah SMA video model pembelajaran Direktorat PSMA Kemdikbud 2016. Hytti, U. 2003. State-of-art enterprise education in Europe Results from Entredu project. Small Business Institute. Idris, F., Hassan, Z., Ya’acob, A., Gill, S. K., & Awal, N. A. M. 2012. The Role of Education in Shaping Youth’s National Identity. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 59, 443–450. Ima Indarwati. 2020, September. Main Pasar-Pasaran—Mengenalkan Kewirausahaan Pada Anak TK. Irawan, F. J., & Ningrum, N. 2016. Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation GI Terhadap Hasil Belajar Prakarya Dan Kewirausahaan PKWU Siswa Kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Metro Tp 2015-2016. PROMOSI Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi, 42, Article 2. Kasmir.2007. Kewirausahaan. PT Raja Grafindo Perkasa. Jakarta. 100 Pendidikan Kewirausahaan KBBI. 2016. Pendidikan. Diakses pada tanggaal 25 Juli 2021 Keehner, M. M., Tendick, F., Meng, M. V., Anwar, H. P., Hegarty, M., Stoller, M. L., & Duh, Q. Y. 2004 Spatial ability, experience, and skill in laparoscopic surgery’, The American Journal of Surgery, 1881, pp. 71–75. Keogh, W., & Galloway, L. 2004. Teaching enterprise in vocational disciplines Reflecting on positive experience. Management Decision, 423/4, 531–541. Kepmendiknas, 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk membentuk daya saing bangsa. Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta Kerr, S. P., Kerr, W. R., & Xu, T. 2017. Personality Traits of Entrepreneurs A Review of Recent Literature. 52. Kholifah, N., & Nurtanto, M. 2016. Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Enterpreneurship Untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean MEA. 8. Kholifah, N., & Nurtanto, M. 2016. Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Entrepreneurship Untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean MEA. 8. Kholifah, N., Syamwil, R., & Supraptono, E. 2020. Model Pembelajaran Keterampilan Tata Busana Terintegrasi Kewirausahaan. 7. Kim, J. Y., Choi, D. S., Sung, & Park, J. Y. 2018. The role of problem solving ability on innovative behavior and opportunity recognition in university students. Journal of Open Innovation Technology, Market, and Complexity, 41, 4. Klein, P. G., & Bullock, J. B. 2006. Can Entrepreneurship Be Taught? Journal of Agricultural and Applied Economics, 382, 429–439. Kosn, N. N. A. Mohd. 2017. Implementasi Permainan Tradisional Indonesia di Taman Kanak-Kanak Kota Padang. Pedagogi Jurnal Ilmu Pendidikan, 151, 85–93. Daftar Pustaka 101 Kuncoro,A & Rusdianto,H 2016. The influence of Entrepreneurship Subject on Students? Interest in Entrepreneurship by Hidden Curriculum as Intervening Variabel. Dinamika Pendidikan, 11 1, 7. Https// Kuratko, D. F. 2005. The Emergence of Entrepreneurship Education Development, Trends, and Challenges. Entrepreneurship Theory and Practice, 295, 577–597. Majid, ArAbdul. 2014. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung Remaja Rosdakarya. Marwiyah, S. 2012 Konsep pendidikan berbasis kecakapan hidup’, Jurnal Falasifa, 31, pp. 75–97. Mashar, R. 2015. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya 1st ed., Vol. 1. Kencana. Masitoh, M. 2005. Strategi Pembelajaran TK. Penerbit Universitas Terbuka. 2021. "Jumlah wiraausaha Indonesia Jauh di Bawah Malaysia dan Thailand". diakses pada tanggal 25 Juli 2021. Moloney, M., & Pettersen, J. 2016. Early Childhood Education Management Insights into business practice and leadership 1st ed.. Routledge. Mulyani, E. 2011. Model Pendidikan Kewirausahaan di Pendidikan Dasar dan Menengah. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol. 8 Mustofa, K. 2010 Model pendidikan dan pelatihan Konsep dan Aplikasi. Bandung Alfabeta. Nassif, V. M. J., Ghobril, A. N., & Silva, N. S. da. 2010. Understanding the entrepreneurial process A dynamic approach. BAR - Brazilian Administration Review, 72, 213–226. Nurhafizah, N. 2018. Bimbingan Awal Kewirausahaan pada Anak Usia Dini. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 63, 205–210. 102 Pendidikan Kewirausahaan Obschonka, M., Silbereisen, R. K., Schmitt-Rodermund, E., & Stuetzer, M. 2011. Nascent entrepreneurship and the developing individual Early entrepreneurial competence in adolescence and venture creation success during the career. Journal of Vocational Behavior, 791, 121–133. Polanyi, M 1966, The Tacit Dimension. London Routledge & Kegan Paul. Prawirokusumo 1997 Kewirausahaan. Yogyakarta Gajah Mada. Purnomo, I. A. D. 2015 Studi Tentang Penanaman Modal Asing di Indonesia’, Jurnal ekonomi Pembangunan, pp. 26–47. Ratih, K. 2017. Mempersiapkan Calon Guru yang Berkualitas Ada Apa Dengan Praktik Pedagogi di Sekolah? Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta Kencana. Saroni, Muhammad. 2012. Mendidik dan Melatih Entrepreneur Muda. Yogyakarta Ar-Ruzz Media Schumpeter J 1934 The Theory of Economic Development. Harvard U An Inquiry into Profits, Capital, Credit, Interest and the Business Cycle. Schumpeter J. 1934. The Theory of Economic Development. An Inquiry into Profits, Capital, Credit, Interest and the Business Cycle. Harvard University Shane, S & Venkataraman,S 2000. The promise of entrepreneurship as a field of research. Academy of Management Review, 25, 217 - 226 Soeharto Prawiro. 1997. Kewirausahaan. Bandung. Penerbit Alfabeta Soesarsono. 2002. Pengantar Kewirausahaan, Buku I, Jurusan Teknologi Industri, IPB, Bogor. Stam, E., & van de Ven, A. 2019. Entrepreneurial ecosystem elements. Small Business Economics. Subakti, Hani. 2019. 8 Konsepsi Landasan Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Parepare Kaaffah Learning. Sudrajat, A. 2011 Mengapa Pendidikan Karakter’, Jurnal Pendidikan Karakter, I1, pp. 47–58. doi Daftar Pustaka 103 Suryana 2008. Kewirausahaan. Pedoman Praktis Kiat dan Proses menuju sukses. Bandung. Salemba Empat Suryana, Y. dan K. B. 2011 Kewirausahaan Pendekatan Karakteristrik Wirausaha Sukses. Jakarta. Kencana. Suryana. 2001. Kewirausahaan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Suryana. 2003. Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta Salemba Empat. Suzanti, L., & Maesaroh, S. 2017. Entrepreneurship Learning for Early Childhood p. 410. Science and Technology Publications, Lda. Syaifudin, A. 2017. The Impact of Creativity and Innovation on Increasing Micro Enterprise Income PKL Gading Fajar Sidoarjo. IJEBD International Journal Of Entrepreneurship And Business Development, 11, 88. Thompson, J. L. 2004. The facets of the entrepreneur Identifying entrepreneurial potential. Management Decision, 422, 243–258. TK Alfaatih Official. 2020. Kewirausahaan untuk anak Entrepreneur Kid TK Alfaatih—Genteng. Wikipedia. 2014. Kewiraswastaan. Diakses pada tanggal 26 Juli 2021 Wikipedia.2021. Pendidikan. Diakses pada tanggal 25 Juli 2021. Winardi. 2003. Entrepreneur & Entrepreneurship, Kencana, Jakarta Yuriani, Y., Marwanti, M., Komariah, K., Ekawatiningsih, P., & Santosa, E. 2012 Pengembangan Model Pembelajaran Kursus Kewirausahaan Melalui Kerja Sama Dunia Usaha Dan Dunia Industri’, Jurnal Kependidikan Penelitian Inovasi Pembelajaran, 421, p. 120355. doi Zimmerer, W. T. 1996 Entrepreneurship and The New Venture Formation. new jersey Prentice Hall International, Inc. 104 Pendidikan Kewirausahaan Zimmerer, W. Thomas. 1996. Entrepreneurship and The New Venture Formation. New Jersey Prentice Hall Inc Zimmerman, J. L. 2001 Conjectures regarding empirical managerial accounting research’, Journal of Accounting and Economics, 321-3, pp. 411–427. Biodata Penulis Rizky Fajar Ramdhani lahir di Bandung, pada tanggal 19 Maret 1991. Ia tercatat sebagai lulusan SMAN 2 Bandung, menyelesaikan studi dengan gelar sarjana sains terapan Jurusan Elektro program studi Teknik Telekomunikasi di Politeknik Negeri Bandung. Menyelesaikan Studi Magister Teknik Industri di Universitas Pasundan Bandung dengan gelar Magister Teknik . Bergabung di Perhimpinan Insinyur Indonesia sebagai anggota muda. Aktif dalam media pembelajaran dengan channel Youtube Canpekcander Media yang berisikan tentang materi perkuliahan teknik. Ia kerap berusaha menunaikan kewajibannya sebagai dosen untuk dapat memberikan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Nenny Ika Putri Simarmata lahir di Tarutung, pada 16 Agustus 1982. Ia menyelesaikan Sarjana S-1 di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara USU, Magister S-2 Psikologi di Universitas Indonesia, serta Program Doktoral S3 Ilmu Psikologi di Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 2019. Ia telah menikah dengan Allan Victor Pakpahan, ST dan dikaruniai tiga 3 orang anak yaitu Sascha Pakpahan, Celine Pakpahan dan Michael Pakpahan. Ia merupakan Dosen Tetap di Fakultas Psikologi - Universitas HKBP Nommensen, Medan Sumatera Utara. Saat ini menjabat sebagai Dekan di Fakultas Psikologi Universitas HKBP Nommensen periode 2020-2024. Ia aktif sebagai Psikolog Industri dan Organisasi yang melakukan kegiatan seleksi dan rekrutmen, konseling bagi karyawan, pelatihan serta pengembangan organisasi. Selain itu juga melakukan 106 Pendidikan Kewirausahaan tes minat bakat untuk siswa serta konseling di sekolah. Aktif menulis di Jurnal ilmiah nasional dan internasional, serta telah menghasilkan 4 buku referensi secara kolaboratif dengan judul Pengembangan & Budaya Organisasi 2021, Metode Penelitian untuk Perguruan Tinggi 2021, Dasar Ilmu Manajemen 2021, Perkembangan Peserta Didik 2021 Email nennysimarmata Agung Prihatmojo, Penulis Lahir di Tejosari, Kota Metro, Provinsi Lampung pada tanggal 19 Februari 1989. Menyelesaikan Sarjana Strata Saru S1 Program Studi Pendidikan Geografi di FKIP Universitas Lampung lulus tahun 2012. Melanjutkan Studi Pasca Sarjana S2 di Pasca Sarjana Pendidikan IPS, lulus tahun 2015. Sejak Tahun 2018 bekerja sebagai Dosen Tetap di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Kotabumi UMKO. Nur Kholifah, lahir di Grobogan, pada tanggal 11 Juli 1992. Beliau adalah Tenaga Pengajar di Program Studi Tata Busana, Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana, Universitas Negeri Yogyakarta. Beliau menyelesaikan studi di SDN Barusari 02 Semarang, MTsN Al-Khoiriyah 01 Semarang dan SMKN 6 Semarang. Pada tahun 2015 menyelesaikan pendidikan sarjana Tata Busana Universitas Negeri Semarang dengan predikat cumlaude. Pada tahun 2017 menyelesaikan pendidikan Magister Pendidikan Kejuruan di Universitas Negeri Semarang dengan predikat cumlaude. Dan pada tahun 2020 melanjutkan studi S3 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan di Universitas Negeri Yogyakarta. Selain aktif mengajar, beliau juga menulis buku di bidang pendidikan dan jurnal ilmiah serta membimbing mahasiswa di bidang kewirausahaan. Beliau juga bergabung dalam organisasi Akademisi Profesi Dosen Vokasi Indonesia APDOVI dan Asosiasi Dosen dan Guru Vokasi Indonesia ADGVI serta Komunitas Mata Garuda LPDP Jawa Tengah. Biodata Penulis 107 Dr. Muhammad Hasan, Lahir di Ujung Pandang, 6 September 1985. Merupakan dosen tetap dan peneliti di Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Makassar. Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi dari Universitas Negeri makassar, Indonesia 2007, gelar magister Pendidikan Ekonomi dari Universitas Negeri Makassar, Indonesia 2009, dan gelar Dr. Doktor dalam bidang Pendidikan Ekonomi dari Universitas Negeri Makassar, Indonesia 2020. Tahun 2020 hingga tahun 2024 menjabat sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Makassar. Sebagai peneliti yang produktif, telah menghasilkan lebih dari 100 artikel penelitian, yang terbit pada jurnal dan prosiding, baik yang berskala nasional mapun internasional. Sebagai dosen yang produktif, telah menghasilkan puluhan buku, baik yang berupa buku ajar, buku referensi, dan buku monograf. Selain itu telah memiliki puluhan hak kekayaan intelektual berupa hak cipta. Muhammad Hasan merupakan editor maupun reviewer pada puluhan jurnal, baik jurnal nasional maupun jurnal internasional. Minat kajian utama riset Muhammad Hasan adalah bidang Pendidikan Ekonomi, Literasi Ekonomi, Pendidikan Informal, Transfer Pengetahuan, Bisnis dan Kewirausahaan. Disertasi Muhammad Hasan adalah tentang Literasi dan Perilaku Ekonomi, yang mengkaji transfer pengetahuan dalam perspektif pendidikan ekonomi informal yang terjadi pada rumah tangga keluarga pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, sehingga dengan kajian tersebut membuat latarbelakang keilmuannya lebih beragam dalam perspektif multiparadigma, khususnya dalam paradigma sosial. Muhammad Hasan sangat aktif berorganisasi sehingga saat ini juga merupakan anggota dari beberapa organisasi profesi dan keilmuan, baik yang berskala nasional maupun internasional karena prinsipnya adalah kolaborasi merupakan kunci sukses dalam karir akademik sebagai dosen dan peneliti. 108 Pendidikan Kewirausahaan Hani Subakti lahir di Kota Samarinda, pada 19 Januari 1989. Ia tercatat sebagai lulusan terbaik di Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman. Dosen Bahasa Indonesia yang kerap disapa Bapak Hani ini adalah anak dari pasangan Alm. H. Sukardi bapak dan Hj. Mudjiati mama. Hani Subakti telah malang melintang di dunia pendidikan. Ia tercatat sebagai dosen tetap yayasan di Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda Kalimantan Timur. Ia mengajar mata kuliah bahasa Indonesia dihampir seluruh fakultas yang ada di Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda Kalimantan Timur. Dr. Badawi., Penulis Lahir di Tulus Rejo, pada tanggal 15 Mei 1961. Menyelesaikan Sarjana Strata Saru S1 S1 Pendidikan Luar Sekolah di Universitas Lampung lulus tahun 1985. Melanjutkan Studi Pasca Sarjana S2 di Pasca Sarjana S2 Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Padang, lulus tahun 1999. Melanjutkan Studi Doktoral S3 Pendidikan Luar Sekolah di Universitas Pendidikan Indonesia. Bekerja sebagai Dosen PNS dengan homebase di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Kotabumi UMKO. Biodata Penulis 109 Ir. Muhammad Nurtanto, IPM., adalah Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Teknik Mesin sejak Agustus 2015. Lahir di Grobogan, pada tanggal 23 September 1990. Penulis menamatkan pendidikan magister di Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2015 dan saat ini tercatat sebagai mahasiswa Doktor di Pendidikan Teknologi dan Kejuruan di Universitas Negeri Yogyakarta, dengan topik disertasi “Studi Fenomenologi Guru Profesional Abad ke XXI di Sekolah Menengah Kejuruan” yang lolos dalam hibah PDD tahun 2021-2022. Penulis aktif dalam publikasi ilmiah di beberapa buku, conference, dan jurnal nasional maupun internasional. Penulis juga berpartisipasi aktif sebagai editor maupun reviewer di beberapa jurnal diantaranya helyon Q1, IJAME Q2, TUSED Q2, JTET Q3. Dalam organisasi professional, penulis terlibat dalam ADGVI, APDOVI, LPPOM MUI, dan PII. Penulis dapat dihubungi via email mnurtanto23 Moh Fawaid lahir di Demak 30 Agustus 1980. Menyelesaikan pendidikan Diploma Teknik Mesin dan Sarjana Pendidikan Teknik Mesin di Universitas Negeri Yogyakarta. Melanjutkan studi pada Magister Teknik Mesin di Universitas Diponegoro Semarang serta menjadi Mahasiswa Program Doktor Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Negeri Yogyakarta. Pengalaman kerja di SMK Fatahillah Kota Cilegon sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industri. Sekretaris Pada Ikatan Alumni UNY Banten. Organisasi yang diikuti Asosiasi Dosen Guru Vokasi Indonesia ADGVI, Asesor Badan Akreditasi Sekolah Madrasah Provinsi Banten 2016-2020 dan 2021-2025. Pernah diberikan amanah Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin 2014-2020 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten ResearchGate has not been able to resolve any citations for this experience is the guiding light in entrepreneurship education, then where is the philosophy of experience? This article illuminates the philosophical foundations of entrepreneurship education by discussing learning through experience. We introduce a diagram that addresses primary and secondary experiences and their interplay as well as a model that further reveals how educative entrepreneurial experience can be researched through empirical phenomenology. We suggest that although entrepreneurship is currently positioned as an experiential subject in academia, the theoretical and philosophical roots of experience in learning have not been fully addressed, leading to a deficit in our understanding of how knowledge is derived from experience, and how experience may differ depending on its philosophical is a growing interest in ecosystems as an approach for understanding the context of entrepreneurship at the macro level of an organizational community. It consists of all the interdependent actors and factors that enable and constrain entrepreneurship within a particular territory. Although growing in popularity, the entrepreneurial ecosystem concept remains loosely defined and measured. This paper shows the value of taking a systems view of the context of entrepreneurship understanding entrepreneurial economies from a systems perspective. We use a systems framework for studying entrepreneurial ecosystems, develop a measurement instrument of its elements, and use this to compose an entrepreneurial ecosystem index to examine the quality of entrepreneurial ecosystems in the Netherlands. We find that the prevalence of high-growth firms in a region is strongly related to the quality of its entrepreneurial ecosystem. Strong interrelationships among the ecosystem elements reveal their interdependence and need for a systems perspective. Imam HanafiEko Adi SumitroTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji perkembangan kognitif menurut Jean Piaget”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Telaah Pustaka Library Research. Adapun hasil dari kajian memberikan sebuah pandangan baru bahwa perkembangan anak dalam hal ini perkembangan kognitifnya memiliki keunikan tersendiri dalam setiap tahap perkembangannya. Dalam praktek pembelajaran, Piaget menekankan akan pentingnya keterlibatan langsung secara realistik terhadap objek yang dipelajari. Selain itu, piaget juga menghimbau kepada setiap orang guru untuk membantu menyelesaikan tahap perkembangan kognitif setiap anak secara the last decades, sustainable development has become an important topic of discussion for scholars and practitioners concerned with environmental issues. Since the publication of Brundtland Report, which represents a milestone in triggering awareness for sustainability issues, sustainable development has steadily gained popularity to become one of the most important environmental discourses today. Together with innovation, the United Nations identified entrepreneurship as a key element for addressing sustainable development challenges. Due to its growing recognition as a driver of sustainable development, entrepreneurship is subject to research across many scientific disciplines. To systemize the current state of knowledge the purpose of this paper is to systematically review recent literature and to outline how sustainable development influences entrepreneurial activities and vice versa. In addition, it investigates whether and under what circumstances entrepreneurship can simultaneously contribute to the economic, environmental and social dimension of sustainable development. The systematic literature review shows that several research areas, such as opportunities, motivations, competencies, strategies and business models of sustainability-oriented entrepreneurs have already received wide coverage by academic literature. However, our knowledge about how entrepreneurial activities contribute to the achievement of the United Nations sustainable development goals is still limited and should be addressed by further research. Muhammad HasanThis article examines aspects of knowledge transfer in family business that are implemented in informal economic education through Bandura's social cognitive theory model. This study uses literature studies by looking for theoretical references that are relevant to the case or problem found. The results of this study indicate that economic education forms knowledge in family business through the role of modeled behavior and will be studied in observational learning. The observational learning process itself is governed by four interrelated components, namely the process of attention, the process of retention, the process of motor reproduction, and the process of motivation. Abstrak. Artikel ini mengkaji aspek transfer pengetahuan dalam bisnis keluarga yang terimplementasikan dalam pendidikan ekonomi informal melalui model teori sosial kognitif Bandura. Kajian ini menggunakan studi literatur dengan mencari referensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pendidikan ekonomi membentuk pengetahuan dalam bisnis keluarga melalui peran perilaku yang dimodelkan dan akan dipelajari dalam pembelajaran observasional. Proses belajar observasional sendiri diatur oleh empat komponen yang saling terkait, yaitu proses perhatian, proses retensi, proses reproduksi motorik, dan proses motivasi. Kata Kunci Pendidikan ekonomi, pendidikan informal, transfer pengetahuanNurhafizah NurhafizahEntrepreneur education should be started in early-childhood start from introduction stages then be an entrepreneur agent. It is taught to children to be mentally an entrepreneur. Due to this activity which is design to support their business. The students began to comprehend themselves, control their emotion and stress, time management, flexible communication, and decision maker. Developing student's entrepreneur mentality increases the students’ characteristic and behavior, responsibility towards an entrepreneur theoretical and practically, which is taken the long term period SudrajatAbstrak Sudah menjadi kesadaran bersama bahwa dunia pendidikan merupakan cara yang telah dilakukan umat manusia sepanjang kehidupannya untuk menjadi sarana dalam melakukan transmisi dan transformasi baik nilai maupun ilmu pengetahuan. Demikian strategisnya dunia pendidikan sebagai sarana transmisi dan transformasi nilai dan ilmu pengetahuan ini, maka dalam rangka menanamkan dan mengembangkan karakter bangsa ini, tidak lepas pula dari peran yang dimainkan oleh dunia pendidikan. Pendidikan karakter penting bagi kehidupan manusia, maka peran yang dimainkan dunia pendidikan haruslah tidak sekadar menunjukkan pengetahuan moral, tetapi juga mencintai dan mau melakukan tidakan moral. Kata kunci pendidikan karakter, strategi pendidikan karakter Muhammad HasanBuku ini sangat penting dibaca, dikaji, dan ditelaah oleh para peneliti, pendidik dan pengambil kebijakan pendidikan kewirausahaan, khususnya yang terkait dengan pengembangan kewirausahaan melalui pendidikan ekonomi yang sifatnya informal. Tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks otomatis dan stimulus melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri. Teori belajar observasional, merupakan pembelajaran dengan cara melihat perilaku orang lain, atau model, karena pendasarannya pada observasi terhadap orang lain, sehingga sudut pandang yang diambil oleh ini sering disebut dengan pendekatan kognisi sosial tentang belajar. Pembelajaran observasional adalah pembelajaran yang meliputi perolehan keterampilan, strategi dan keyakinan dengan cara mengamati orang lain. Melalui pembelajaran observasional diperoleh representasi kognitif dari pola perilaku lainnya, yang kemudian dapat berfungsi sebagai model untuk perilaku individu. Teori kognitif sosial menyatakan bahwa banyak dari kebiasaan cara kita menanggapi gaya kepribadian kita telah dipengaruhi oleh belajar observasional. Pendidikan ekonomi membentuk pengetahuan dalam bisnis keluarga melalui peran perilaku yang dimodelkan dan akan dipelajari dalam pembelajaran observasional. Proses belajar observasional sendiri diatur oleh empat komponen yang saling terkait, yaitu proses perhatian, proses retensi, proses reproduksi motorik, dan proses x motivasi. Dengan memahami empat komponen dalam proses belajar observasional, tampak bahwa pendekatan kognitif sosial telah membuat kontribusi penting dalam pendidikan ekonomi informal. Sehingga berdasarkan hal tersebut, pendidikan ekonomi informal yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi kewirausahaan harus dilaksanakan dengan proses penciptaan lingkungan berwirausaha yang baik, khususnya dalam hal menciptakan model yang akan menjadi contoh perilaku dalam MulyaniPemerintah telah berupaya untuk memasyarakatkan kewirausahaan, namun upaya tersebut belum membawa pengaruh yang signifikan karena masih banyak penduduk yang tidak produktif setiap tahun. Dalam praktik di sekolah, untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan pada peserta didik ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain1 pembenahan dalam Kurikulum; 2 peningkatan peran sekolah dalam mempersiapkan wirausaha; 3 pembenahan dalam pengorganisasian proses pembelajaran; 4 pembenahan pada diri guru. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan mulai dari PAUD – SMA/SMK, SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMK/SMALB, merupakan suatu hal yang tidak bertentangan dengan butir-butir kebijakan nasional dalam bidang pendidikan yang terdapat dalam dokumen RPJMN 2010 - 2014, yang telah menetapkan sebanyak 6 substansi inti program aksi bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan 1 menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan, 2 menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja. Untuk itu, substansi inti program aksi bidang kependidikan yang terkait dengan pendidikan kewirausahaan adalah penataan ulang kurikulum sekolah yang dapat mendorong penciptaan hasil didik yang mampu menjawab keutuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan nasional dan daerah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan di antaranya dengan mengembangkan model link and match. Di samping itu pelaksanaan pendidikan kewirausahaan sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung program pendidikan kewirausahaan dapat diketahui melalui pencapaian kriteria oleh peserta didik, guru, dan kepala sekolah yang antara lain meliputi 1 peserta didik memiliki karakter dan perilaku wirausaha yang tinggi, 2 lingkungan kelas yang mampu mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai kewirausahaan yang diinternalisasikan, dan 3 lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang bernuansa Pekkala Kerr William Revill KerrTina XuWe review the extensive literature since 2000 on the personality traits of entrepreneurs. We first consider baseline personality traits like the Big-5 model, self-efficacy and innovativeness, locus of control, and the need for achievement. We then consider risk attitudes and goals and aspirations of entrepreneurs. Within each area, we separate studies by the type of entrepreneurial behavior considered entry into entrepreneurship, performance outcomes, and exit from entrepreneurship. This literature shows common results and many points of disagreement, reflective of the heterogeneous nature of entrepreneurship. We label studies by the type of entrepreneurial population studied Main Street backed by venture capital to identify interesting and irreducible parts of this heterogeneity, while also identifying places where we anticipate future large-scale research and the growing depth of the field are likely to clarify matters. There are many areas, like how firm performance connects to entrepreneurial personality, that are woefully understudied and ripe for major advances if the appropriate cross-disciplinary ingredients are assembled. Sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia pendidikan, kecuali?a. Menciptakan unit bisnis baru yang berbasis IPTEK b. Meningkatkan kecakapan siswa sehingga tercipta wirausaha mud yang handal c. agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar d. jawaban semua benarJawaban C. agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain belajar Dirangkum dari Wikipedia, Brainly dan Ruangguru, sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia agar siswa mendapat penghasilan sampingan selain pembahasan soal dari kami kamu juga bisa baca tentang pertanyaan selanjutnya yaitu Mengapa dalam memilih lokasi perusahaan harus mempertimbangkan faktor tenaga kerja? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap. Post Views 4

sebutkan tujuan wirausaha untuk siswa dan dunia pendidikan