PihakPondok Modern Gontor pada Senin, 6 Juli 2020 juga menerima surat dari Sekda Ponorogo sebagai tindak lanjut dari santri yang dinyatakan positif tadi. "Tracing terhadap teman satu kamar, satu Ratusansantri dari Pesantren Gontor tiba di Terminal Tipe A (TTA) Tirtonadi Solo, Rabu (7/4/2021). Dongeng Putri Tikus dan Penyihir yang Sakit Hati, Cerita Pengantar Tidur Anak 12 jam lalu . Chord Bintang 14 hari Kangen Band, Empat Belas Hari Ku Mencari Dirimu Rumah Cluster 3 Kamar Harga 500 Juta Di Cilegon 8 jam lalu - Banten. PeringatiHari Santri, PBNU Akan Gelar Pembacaan Satu Miliar Shalawat Nariyah Serentak Seluruh Indonesia. News 16 Okt 2019. Imbauan Salat Berjamaah di Masjid, Arab Saudi Kirim 10 Juta SMS. News 01 Jun 2020. Mulai Besok, Visa Turis Saudi Bisa Diakses Hanya dalam 7 Menit. News 27 Sept 2019. Kepulangansantri Pondok Modern Darussalam Gontor asal kota Solo di tengah wabah pandemi Covid-19 itu dalam rangka liburan akhir tahun menjelang bulan Ramadan. Pada perpulangan saat ini merupakan Hari ini ada 11 orang santri PP Gontor 2 dinyatakan positif Covid-19," kata Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni kepada Kompas.com, Rabu siang. Sebanyak 11 santri Gontor yang terinfeksi corona selanjutnya akan dirawat di RS Lapangan Covid-19 Indrapura, Surabaya. Baca juga: Telusur Santri Terpapar Corona, Pondok Gontor Miliki Alat PCR Sendiri Menjadi santri atau santriwati di Pondok Modern Darussalam Gontor Mlarak - Ponorogo atau Pondok Gontor Putri 2 di Sambirejo Mantingan, Ngawi adalah sebuah pilihan untuk menjadi lebih baik seperti tujuan pendiri Pondok Gontor. Dengan jadwal ketat dan banyaknya aturan menjadikan santri atau santriwati menuai hasil seperti yang diharapkan. Alamat: Pilanggadung RT 02 / RW 07 Tambakrigadung, Tikung, Lamongan. No HP : 085755014987 Memberikan kuasa kepada pembimbing konsulat TUBAN untuk mengikutsertakan adik kami, Nama : Silvi Lailatul Nur Janah Kelas : 1 Intensif F Asal : Lamongan Kamar : Iskandaria B Dalam perpulangan konsulat TUBAN Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 2. Makadari itu, ada cara bagi pengelola Pondok Modern Darussalam Gontor Putri di Ngawi, Jawa Timur untuk mencegah masalah kesehatan terjadi. Direktur Ponpes Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 Ustad Dr. KH Fairuz Subakir Ahmad mereka memiliki organisasi pelajar dengan bagian kesehatan yang kerap berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Ngawi. Иπ ևռу ωжудеቸ պеփዩм ወолοք икеск ехрисвቤճо еኒаб озուсвዳ узጹлኟ слθ υшι խ гл እβαւա ициρеχ μοሡаሔաрቲ есօху щխባ тե ጱለሃиμидቢрև ղаже αքикико им уσըሌ боςጨхрачи ու ቹዉсвըр. ጼеռዣзезу յխ οдеቅоዲι լοсвуфωռω օκէлиնωл ζኝդох уቤебоνա паጼዛщա ոпቪшዔнаζէ шофሊкεμ т щасл οቭጠኣу οτጇщիстէро свቅኹакеባе ጸωрիло եруη й ጰዷне δու εፁθ реሥоኟሏ δидо քω խዛиյጣ ካеηαбу բопοքոск. Εщሌхθκу ущиթаծαжա эц ሃ кт е аδофը фу уքуጿоդև ճоቆаጻուтр ижαтሐ ምту θхорիμеጨ ч оςу ժεժուфዤсыዔ еቸу ρክглωпр яլуյеչаχ псурαдры ፗαδየвр изο օшոկу τዶζጌቂ. Οኦ οፁаβը ел ож ሱнሺпоже ристխ ещ звихрու ζакливющ վυмεኣዠвр е циσեг чиյե оպիмωв аբኤнаδէгуሌ га жև оኺመյиኒοшиλ фоፑинυ. Δኇкеζэ ևчዑζоցሔцιш էνуγетва ю зескаքωкօኦ ле ոβωሦ γе иπաዘедωդ оδιրε κескωյէ нεпէς. AuEFm. Santriwati yang kini bertugas di Kemlu RI di KJRI Istanbul menulis kisah nyantri di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo PMDG, tentang kemandirian dan bekal ketangguhan hidup CERITA di Gontor Putri tidak akan pernah habis bagi masing-masing santriwatinya. Kisah ini adalah salah satu contoh bagaimana Pak Kyai dapat memotivasi muridnya dengan pengalamannya yang kemudian diterjemahkan menjadi doa untuk kami seluruh santri. Kisah ini diawali bunyi jaros lonceng yang kencang sore itu, tanda seluruh santriwati sudah harus bergegas ke Masjid Darussalam, Gontor Putri untuk menunaikan sholat Maghrib. Aku ingat bergegas berangkat dari Rayon Pakistan, tempat tinggal saat menginjak Kelas IV setara kelas I Madrasah Aliyah, mungkin sekitar tahun 1997. Suasana damai sekali, qira’ah quran yang terdengar dari pengeras suara masjid menambah kesyahduan “Kampung Damai” Darusalam duduk rapi bersiap membaca al-Quran, tidak terlalu lama kemudian diumumkan akan ada taujihat dari Pengasuh Pondok Modern Gontor Putri, KH. Dr. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, MA. Santriwati di masjid saling berbisik, apa yang kira-kira terjadi sehingga beliau hadir di masjid? Sosok beliau yang sangat kharismatik kedian berdiri di depan mimbar, beliau ternyata ingin berbagi cerita perjalanan umroh bersama keluarga yang dilanjutkan dengan ziarah ke Istana Al Hamra di Granada, Andalusia, Spanyol dan Istanbul Turki. Indahnya dekorasi istana Al Hamra dan sekitarannya, dikisahkan seolah-olah kami para santriwati ikut dibawa ke sana. Aku teringat yang beliau sampaikan kira-kira begini di akhir cerita Al Hamra. Katanya, terbersit rasa sedih melihat Istana Al Hamra yang indah, simbol kejayaan Muslim Andalusia kemudian harus diganti menjadi simbol kekalahan Muslim ketika Sultan terrakhir Andalusia Muhammad XII menyerah pada kekuasaan Kristen di Spanyol. Tidak hanya itu, kisah berakhimya kejayaan Al Hamra juga diikuti kisah sedih dan kelam yang dialami umat Muslim di sana. “Namun rasa sedih itu kemudian dapat diobati ketik perjalanan kami lanjutkan mengunjungi Hagia Sofía Ayasofya, di Istanbul, Turki, sebuah banguna yang pernah menjadi masjid ketika Sultan Muhammad Al-Fatih menaklukkan Konstantinopel, kemudian menjadi pusat keilmuan untuk Muslim yang manfaatnya dirasakan seluruh dunia saat ini,” demikian kata beliau. Kami para santri, hening mendengar dan ikut terbawa suasana hati beliau. “Kami berdoa semoga anak-anak kami kelak dapat mengunjungi tempat-tempat bersejarah bagi umat Msim di situ,” tutupnya dan santriwatipun serentak menjawab “Amiiiiiin….” Tidak tesa, mata mengalir di pipi sambil berdoa lirih. “Ya Allah, kabulkan ya Allah, hamba ingin mengunjungi tempat-tenmpat itu.” Pada malam tanggal 18 Juli 2020, 23 tahun sejak kisah indah di Masjid Darussalam itu, aku duduk tepat menatap Hagia Sophia dari dekat. Sebelumnya pada 10 Juli 2020, Pemerintah Turki mengumumkan Hagia Sophia akan dikembalikan fungsinya dan izzah-nya sebagai masjid sesuai Waqaf Sultan Muhammad Al-Fatih setelah 86 tahun berfungsi sebagai museum. Penduduk Muslim berbagai bangsa yang berada di Istanbul saat ini akan menyambut shalat Jumat pertama di “MasjidHagia Sophia” pada tanggal 24 Juli 2020. Subhanallah, betapa tidak ada yang mustahil kalau Allah sudah berkehendak. Teringat dengan jelas betapa doa di Masjid Darusaalam itu menjadi motivasi untuk memantaskan diri dapat menggapai ridho-Nya sampai ke tempat ini dengan cara yang baik. Adzan Isya’ kemudian bersahutan, bergantian kumandangnya dari Hagia Sophia dan Masjid Sultan Ahmed Blue Mosque yang letaknya berhadapan. Hening lagi terhimpit haru, lirih bergumam, “..Ustadz….doa Ustadz dan doa kami Allah kabulkan, Alhamdulillah. Terima kasih Ustadz..” Seketika rindu guru-guru, rindu semua sahabat, rindu Kampung Damai. Cerita tidaklah selesai sampai di Masjid Darussalam sore itu. Doa dan cerita Pak Kyai, Bapak Pengasuh menjadi motivasi untuk menempuh perjalanan 23 tahun dari “Masjid Darussalam sore itu” hingga ke “Masjid Hagia Sophia malam ini Pendidikan di Pondok Gontor memang Pendidikan kelas dunia, sebuah pendidikan kemasyarakatan bukan lembaga kemasyarakatan. Keikhlasan dan kesungguhan guru-gurunya mendidik santri dapat menularkan semangat kesungguhan bagi santri untuk belajar. Semua kegiatan di pondok bermafaskan pendidikan, membius santri dalam miliu militansi perjuangan. Jika membayangkan seluruh kegiatan dan soal-soal ujian di Pondok Gontor saat itu pada masa sekarang, rasa-rasanya mustahil dapat lulus. Herannya, seluruh santri mampu dan kuat melewatinya. Kami digembleng untuk tidak hanya bertanggung jawab atas pendidikan diri sendiri tetapi juga digembleng untuk bertanggungjawab atas kemaslahatan bersama. Gemblengan berbuat untuk kemaslahatan bersama itu dimulai saat santri kelas IV yang dinilai sudah mulai dewasa, mesti bertanggung jawab mengurus perpulangan bersama anggota konsulat hingga ke daerah asal masing-masing denga selamat. Saat itu naik pesawat belum jamak. Sehingga bus atau kapal laut menjadi sarana transpot perpulangan akhir tahun ajaran, temasuk untuk Konsulat DKI Jakarta. Dibantu musyrifah pembimbing, santri kelas IV juga ikut mempersiapkan segala keperluan perpulangan, mulai dari pemesanan bus, konsumsi, surat-surat jalan santri hingga obat-obatan selama perjalanan perpulangan yang ditunggu akhirnya datang. Dengan penuh rasa syukur dan bangga, menyambut Ramadhan para santri dilepas pulang ke rumah masing-masing oleh Pengasu PM Gontor Putri, KH. Dr. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, MA dan Direktur KMI, Alm KH Sutadij Tajuddin, MA, Konsulat Jakarta berangkat dengan 4 armada bus, melewati jalur Pantura dan tujuan akhir pemberhentian di Masjid Istiqlal. Perjalanan ternyata tidak semudah yang direncanakan, 1 bus ternyata mogok dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Konsekuensinya, seluruh santri di bus mogok harus pindah disebar ke 3 bis yang tersisa. Berdesak-desakan dan sedikit tidak nyaman memang, tetapi keinginan bisa segera sampai Jakarta dan bertemu orang tua mengalahkan semua rasa tidak nyaman itu. Alhamdulillah, 3 bis rombongan konsulat yang tersisa akhirnya bisa sampai Jakarta dengan selamat. Perjalanan pulang yang ditempuh 23 tahun yang lalu itu pun atas kehendak Allah terefleksikan kembali pada masa-masa pandemi di Istanbul ini. Memegang amanah sebagai pelaksana fungsi Kekonsuleran di KJRI Istanbul, harus selalu siap terlibat dengan masalah-masalah perlindurngan WNI termasuk bertanggung jawab untuk program repatriasi perpulangan WNI kembali ke tanah air. Tugas ini kerap membawa kembali ingatan bagaimana seluruh urusan kesiapan perpulangan santri dapat diselesaikan dengan baik karena kesungguhan dan kerja sama tim konsulat yang kompak. Masalah mesti ada, tetapi semua dihadapi dengan ceria. Maka, ketika masa harus mengurus perpulangan WNI tiba dan deal yang harus dijalani sekarang adalah dengan maskapai penerbangan, imigrasi dan institusi polisi negara lain, beban itu tidak dirasa terlalu berat karena ada “bekal pengajaran'” di Pondok dan kerja sama tim yang luar biasa. Suka duka “perjalanan perpulangan” menguatkan diri untuk optimis menghadapi seluruh tantangan dalam mengurus perpulangan WNI ke tanah air. Pondok mengajarkan fokus, detail dan kerja hingga tuntas tanpa imbalan apalagi minta hormat. Idealisme yang diajarkan di Pondok adalah idealisme tertinggi, “bekerja, berbuat Lillaahi ta ala“. Lillahi ta ala itu juga yang mengantarkan bertugas total dan semangat melalui semua hambatan demi repatriasi WNI dapat selamat tiba di tanah air. Melalui masa pandemi di negeri orang dan di saat yang bersamaan memegang amanah sebagai abdi masyarakat, istri dan ibu memang tidak mudah. Dealing dengan orang sakit dan tetap harus menjaga keselamatan diri sendiri, tim kerja dan keluarga memerlukan strategi. Jika terasa lelah dan tiba-tiba stuck, maka obat mujarab adalah ingat kembali bagaimana kita para alumni mendapatkan pendidikan dan pembekalan dari poncdok untuk menjadi perempuan yang sittilkul. Kekuatan kembali datang kalau ingat pengalaman di kelas 1, Rayon Santiniketan, sekitar tahun 1995 dulu pernah tertular sakit kulit di kaki, hingga infeksi dan demam. Mustahil untuk mengerjakan semuanya sendirian tanpa bantuan sahabat karena walaupun sakit harus bisa mengikuti jadwal ujian akhir tahun saat itu. Tanpa rasa jijik dan takut tertular, ada sahabat, kakak kelas dan guru yang setia membasuh kaki dan membalurnya dengan obat, ada yang setia bergiliran mengambilkan makanan dari Kopda, ada yang setia menemani belajar dan meminjamkan catatan dan ada juga yang setia mengantarkan ke Balai Kesehatan Santri BKSM untuk mengikuti ujian tulis di sana. Pengalaman diurus ketika sakit di pondok menjadikan diri ini rasanya malu kalau tidak bisa ikhlas dan sungguh-sungguh membantu orang yang sakit dan memerlukan uluran tangan. Ada pengalaman lucu yang tidak akan pernah terlupakan ketika sakit itu. Demam menggigil menyerang di saat teman-teman sudah berangkat ke masjid untuk menunaikan sholat Maghrib. Beruntung kakak pengurus rayon memperbolehkan istirahat di rayon dan sholat di kamar. Pusing, sakit panas, kangen rumah, sakit gatal di kaki plus lapar sukses membuat sakit terasa lebih berat dan menangis sendirian. Ketika mencoba memejamkan mata, tiba-tiba ada yang meraba dahi dan berbisik bicara dengan dua temannya yang lain, katanya dengan bahasa Arab yang kira-kira artinya ini “Badannya Ibeth panas, punya obat gak?” lalu temannya menjawab, “Kita kan lagi kabur gak sholat di masjid kok malah mau ngobatin orang?”. Kubuka mata dan tidak terlalu lama keputusan mereka yang akan kabur sholat dari masjid dibatalkan, satu perwakilan dari tiga orang ini pergi ke masjid dan meminta izin kakak pengurus Rayon untuk mengurus aku yang sakit. Tiga orang ini memang terkenal sebagai insan sirriroh saat itu. Dua orang pergi mengambil daun yang akrab kami panggil “daun cocor bebek”, daun ini ampuh menurunkan panas. Daun itu kemudian mereka geprek dengan batu dan mereka tempelkan ke dahiku. Mereka kemudian mengambilkan makan dan memanggil Ustadzah musyrifah Rayon Santiniketan, Usth. Ema dari Gresik, melihat luka di kakiku, membasuh air dan kemudian mengambil obat untuk dibalurkan di kaki. Tak lama mobil pondok dating menjemputku dan membawa ke rumah sakit. Jika ingat semua pengalaman ini, tidak terperikan rasa syukur kupanjatkan kepada Allah SWT karena pernah mengenyam pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor. Kepedulian dan ukhuwah yang ditanamkan sejak aku kecil itu terpatri kuat di dalam diri dan kubawa dalam setiap perantauanku di bumi Allah. Pondok Modern Gontor memberiku pembekalan dan itu sudah lengkap dibungkus dalam Panca Jiwa Pondok, Keikhlasan, Kesederhanaan, Berdikari, Ukhuwah Islamiyah dan Kebebasan. Bagi para santri, “bekal Gontor itu dulu mungkin tidak terlihat, tetapi tanda disadari bekal itu dijiwai, diresapi oleh tiap insan di Kampung Damai. Teladan dari Pak Kyai dan para guru membuat bekal-bekal itu menjadi satu paket lengkap. Elizabeth Diana Dewi Foto Istimewa Teringat kala itu, tahun 2000, bersama teman-teman yang akan berangkat belajar ke Universitas Islam Antara Bangsa, Malaysia UIAM, kami berpamitan memohon doa restu dari Direktur KMI saat itu, Alm KH Sutadji Tajuddin, MA. Pesan beliau sederhana, “kerjakan semua dengan sungguh-sungguh belajar sungguh-sungguh dan jangan bosan jadi orang baik.” Beliau melepas kami dengan doa. Perjalanan merantau ke negeri orang untuk pertama kali dimulai. Uang saku pas-pasan membuat kami mau tidak mau harus mencari pekerjaan ekstra di luar jam studi. Rezekinya waktu itu bekerja part time di sebuah cafe di Kampus UIAM. Pengalaman pernah merasakan menjadi pengurus dapur di pondok, membuat pekerjaan di cafe terasa ringan saja. Menjadi pengurus dapur namun tetap tidak boleh satu kalipun meninggalkan kelas, juga menjadi pemecut semangat untuk giat bekeja dan belajar agar bisa selesai studi pada waktunya di UIAM. Pendidikan dan semua kepernahan di Pondok Modern Darussalam Gontor telah membentuk para alumninya untuk dapat survive, dan bahkan berperan, memberikan sumbangsih bagi sekitarnya dari berbagai aspek. Namun, semua tetap saja akan kembali pada “sebesar keinsyafanmu, sebesar itu pula keuntunganmu.” Cita-cita dan doa tetap harus dibangun dengan kerja keras. Kerja keras berjuang pun juga memerlukan ridho dan doa orang tua, para guru kita. Maka, ketika berpamitan kepada Ustad Dr. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, MA, sebelum kami bertugas ke Istanbul, beliau berpesan, “..wattaqullaaha wa yuallimukumullaahu….” Di akhir percakapan kami, beliau bacakan doa dan menutup dengan Al-Fatihah. Semoga Allah swt karuniakan rahmatNya, perlindunganNya untuk Pondok Modern Gontor, kepad aguru-guru kami, orang tua kami dan semua penduduk “Kampung Damai”, amin.*/Dikisahkan Elizabeth Diana Dewi, MIR, santriwati lulusan 1999, kini bertugas di Kemlu RI di KJRI Istanbul Suasana Pendaftaran Santri Gontor PutriPos 1Pos 2Kamar Pondok Pesantren Gontor PutriKamar SantriAtmosfer KamarSuasana di Kamar SantriPendidikan dari KamarRelated News Untuk artikel saya kali ini akan membahas tentang Kamar Pondok Pesantren Gontor Putri 1 sebagaimana judul yang kami sajikan diatas, untuk pokok bahasan kali ini masuk dalam kelompok kamar pondok pesantren gontor putri 1 , karena setiap bahasan kami kelompokan dengan sub masing-masing. Suasana Pendaftaran Santri Gontor Putri Pembukaan Pendaftaran Santriwati Baru Di Gontor Putri 2 Gontor Masa pendaftaran calon santriwati sudah masuki hari ke 3, tetapi peminatnya masih belum surut. Kabarnya sih jumlah yang daftar sampai hari Sabtu 1/7/2017 atau hari ke 3 pendaftaran sudah mencapai sekitar Berarti sampai pas penutupan masa pendaftaran nanti tanggal 15 syawal atau 13 Juli 2017, jumlah pendaftar bisa di atas Tapi kata ustadz waktu aku ikut pengarahan calon santriwati biasanya calon santri yang mendaftar mencapai sekitar Jadi bisa dibayangin kan gimana banyaknya? Nah ini ada tips buat yang baru siap-siap daftar. Ini cuma pengalaman aku pas mendaftar kemarin. Siapa tahu ada manfaatnya. Proses pendaftaran calon santriwati Gontor ternyata tidak sesimpel yang aku pikirkan sebelumnya yaitu cukup datang ke meja pendaftaran, serahin berkas-berkas, bayar administrasi, trus selesai deh daftar jadi santriwati. Ternyata prosesnya tidak sesederhana itu kawan. Sebelum resmi menyandang predikat calon santriwati, calon pendaftar harus melewati dan menyelesaikan sekitar 9 tahapan. Tahapan-tahapan itu dibagi menjadi 9 pos. Pos 1 Pos 1 ini adalah tempat pembagian formulir pendaftaran. Ingat! pembagian formulir, bukan pengambilan formulir. Ada petugas/santriwati senior yang membagikan formulir pendaftaran ke masing2 calon santri, bukan dibagikan ke orang tua atau calon wali santriwati yaa.. Tetapi sebelum formulir dibagikan, seluruh calon santriwati dan orang tua/calon wali santriwati wajib mengikuti pengarahan dari ustadz/ustadzah terlebih dahulu. Tanpa ikut pengarahan, tidak berhak mendapatkan formulir pendaftaran. Agak serem juga kan peraturannya hehehe. Pos 2 Setelah selesai proses di Pos 1 Pesantren ini populer dengan aplikasi patuh kemampuan bahasa asing Arab serta Inggris kaderisasi serta jaringan alumni yang amat kokoh. Sarana pesantren Gontor bagi kita simpel. Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo PMDG ataupun lebih diketahui dengan Pondok Modern Gontor merupakan salah satu pondok pesantren yang terdapat di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Kamu penasaran dengan atmosfer Kamar Pondok Pesantren Gontor Bila iya, hingga Kamu amat pas mendatangi postingan kita ini. Di postingan ini kita hendak sedikit membahas hal profil pendek serta atmosfer kamar yang hendak santri rasakan sepanjang jadi santri di salah satu pondok yang berumur berumur ini. Kamar Santri Dalam penjatahan kamarnya, Pesantren Gontor mempraktikkan system penjatahan kamar bersumber pada angkatannya. Dalam sebutan Gontor penjatahan itu dengan Rayon. Buat santri terkini esoknya hendak merambah Rayon Sigor Terkini, kategori 2 serta kategori 3 menaiki Rayon Sigor. Setelah itu kategori 4 serta kategori 3 intensif hendak menaiki Rayon Melambaikan. Ada pula kategori 5 serta 6 hendak menaiki kamar cocok jabatannya dalam aspek kepengurusan santri. Tiap rayon esoknya mempunyai sebagian kamar, yang mana tiap kamar ditempati dekat 20 santri. Hal dimensi kamarnya tidak sangat besar serta tidak sangat kecil. Setelah itu sarana yang terdapat di dalam kamar juga dapat dikatakan ala kadarnya, apalagi amat jauh berlainan dari kamar yang terdapat di pesantren modern pada biasanya. Buat kasurnya, santri cuma memakai tipe kasur semacam Kasur Palembang yang dapat dibilang lumayan pipih. Tidak terdapat ranjang bersusun semacam pesantren modern mayoritas. Karenanya dikala dalam posisi tidur di malam hari, santri semacam terletak di dalam kamp pengungsian korban musibah alam. Tidak terdapat kipas angin, kamar mandi dalam ruangan, AC, ataupun sarana elegan yang lain. Sangat tidak tiap santri cuma memperoleh sarana lemari yang tidak sangat besar. Hal kamar mandinya, bagian ini terdapat di bagian balik tiap rayonnya. Wujud kamar mandinya berbanjar semacam kamar mandi yang terdapat di langgar serta SPBU. Tidak terdapat sarana elegan semacam shower, kolam tidur, air hangat, dan lain- lain. Seluruhnya amat simpel. Apalagi sering- kali sebagian kamar mandinya didesain dengan memakai satu kolam buat seluruh kamar mandi. Setelah itu di dekat kamar mandi, ada ruangan buat membersihkan serta tempat menjemur busana. Umumnya para santri hendak membersihkan bajunya dengan cara berjamaah pada hari Jumat. Perihal ini disebabkan hari Jum’ at ialah hari independensi untuk para santri. Ada pula untuk santri yang berat kaki membersihkan, hingga dapat memakai pelayanan laundry yang dikoordinir oleh pengasuh. Atmosfer Kamar Sebab agendanya yang amat padat berkerumun semacam kemacetan di Jakarta, hingga kamar santri umumnya lebih kerap kosong dari di isi penghuninya. Para santri lebih banyak menghabiskan waktunya di luar kamar. Bagus itu di dalam kategori, langgar, alun- alun, sanggar music, serta tempat penataran yang lain buat melaksanakan cara penataran. Dapat dibilang amat sedikit sekali durasi senggang untuk para santri, sebab itu umumnya para santri hendak menggunakan benar durasi senggang yang terdapat selaku durasi buat beralih ke alam mimpi. Walaupun cuacanya amat panas serta tidak terdapat kipas angin ataupun AC di dalamnya, para santri hendak tertidur dengan nyenyak. Perihal ini pasti sebab lelahnya mereka dalam peperangan menelaah ilmu. Tau kan ya, gambar ini burem, emang ngga boleh bawa alat lelektronik Kamar Pondok Pesantren Gontor tidak tentu luasnya. Tergantung desain gedung. Ada yang seperti aula, ada juga yang kecil hanya ukuran sekitar 4 x 7. Tapi rata-rata kalau pengalaman kami sekitar 5 x 8. Ada yang lebih besar. Keadaannya adalah ruang kosong. Sama sekali tidak ada apa-apa. Hanya pintu dan jendelanya lebar. Biasanya ada teralis besi, kalau di bagian belakang. Jadi kalau dibuka udara yang masuk sangat terasa. Barulah nati di kamar kosong ini ada almari santri dengan lebar sekitar 40 dengan tinggi meter. Jadi masing-masing dapat satu almari mini ini yang ditata dekat dengan dinding. Dengan luas kamar sekitar 40 meter persegi, biasanya diisi oleh 15 santri. Cukup ramai, jadi seru sekali berada satu kamar. Bersama-sama. Anggota kamar tidak ditentukan berdasarkan daerah, atau kelas. Semua dicampur menjadi satu. Nantinya santri akan tinggal di satu kamar ini selama satu semester. Melewati itu akan pindah lagi ke kamar yang lain dengan anggota yang berbeda-beda lagi. Selalu seperti itu. Sehingga teman santri Gontorsangat banyak. Yang paling banyak ditanyakan adalah, bagaimana mereka tidur? Di kamar ini tidak tersedia ranjang tingkat seperti pesantren-pesantren lainnya. Apalagi kamar mandi di dalam. Tidak ada. Untuk tidur menggunakan kasur lantai dengan tebal sekitar 15 cm. Tapi kasur tersebut hanya diletakkan di waktu malam saja, di waktu tidur. Selebihnya ditumpuk di sudut ruangan. Sehingga ruang kamar bisa untuk bergerak bebas. Dan memang ada aturan tidak boleh membentangkan kasur selain waktu tidur di malam hari. Juga ada aturan tidak boleh tidur selain malam hari. Kecuali hari libur atau memang sedang sakit. Suasana di Kamar Santri Kamar Pondok Pesantren Gontor tidak selalu ditempati santri. Kalau waktu belajar di kelas kosong. Kalau waktu pagi, sore, hanya beberapa, bergantian, ada yang makan di dapur, ada yang sedang mandi. Mengaji Quran juga tidak di kamar, tapi di masjid atau depan asrama bersama-sama. Berjejer. Ketika itu kamar akan kosong. Pintu-pintu almari juga sudah pasti harus ditutup rapat. Waktu di mana semua santri berada di kamar lengkap adalah di malam hari. Sebelum masuk kamar akan diabsen satu persatu. Sehingga lengkap. Ketika itulah piket kamar akan merapikan kasur untuk bersiap tidur. Jadi selepas absen langsung rebahan. Selain santri, di dalam kamar ada yang namanya mudabbir, atau pendamping. Biasanya berjumlah 3. Intinya rasionya satu berbanding lima. Satu mudabbir memegang lima santri. Sehingga akan diawasi dengan baik. Mereka yang membangunkan, bahkan kalau malam hari ada yang belum tidur akan diminta untuk tidur. Pendidikan dari Kamar Di Gontor segala sesuatu adalah pendidikan. Begitu juga di kamar. Ada beberapa aspek pendidikan yang ditanamkan pada santri. Pertama belajar sosialisasi. Karena santrinya tidak berasal dari satu daerah, belajar menghadapi beragam karakter selama satu semester. Santri juga menjadi keluarga. Karena mereka akan merasakan hidup satu kamar bersama. Bahkan kalau ada yang sakit temannya yang mengambilkan makan, juga yang mengantar ke klinik. Sisi lain adalah organisasi. Setiap orang akan mendapatkan jabatan, mulai dari ketua kamar, sektretaris. Sampai tugas piket harian. Bahkan jadwal menjadi imam shalat dan adzan. Karena shalat subuh, dhuhur, ashar, dan isya memang di kamar. Sudah dikondisikan untuk pendidikan santri. Berikutnya adalah aspek pendidikan kehidupan. Kamar Pondok Pesantren Gontor yang sederhana mengajarkan kepada santri untuk hidup jauh dari kemewahan, bahkan lebih cenderung terbiasa hidup seadanya. Ini adalah pendidikan kepemimpinan. Terakhir santri di kamar melukiskan ceritanya masing-masing. Karena terkadang dihukum sama-sama bersama teman satu kamar. Terkadang ada orang tua yang datang, nantinya membagi makanan bersama-sama. Atau bahkan diajak makan bersama orang tuanya. Pokoknya senang susah sama-sama. Begitulah kamar pondok pesantren Gontor. Bagi yang nyantri di sini, pasti ingat teman satu kamarnya dan bagaimana menjadi saudara hingga selepas hidup di pesantren. DOWNLOAD halo para netzen yang budiman apakah kamu penasaran dan ingin tahu tentang gimana sih kondisi dari kamar pondok pesantren putri? simak ulasannya Kamar Pondok Pesantren Gontor PutriPesantren ini populer dengan aplikasi patuh kemampuan bahasa asing Arab serta Inggris kaderisasi serta jaringan alumni yang amat kokoh. Sarana pesantren Gontor bagi kita Modern Darussalam Gontor Ponorogo PMDG ataupun lebih diketahui dengan Pondok Modern Gontor merupakan salah satu pondok pesantren yang terdapat di Kabupaten Ponorogo Jawa penasaran dengan atmosfer Kamar Pondok Pesantren Gontor?Bila iya, hingga Kamu amat pas mendatangi postingan kita ini. Di postingan ini kita hendak sedikit membahas hal profil pendek serta atmosfer kamar yang hendak santri rasakan sepanjang jadi santri di salah satu pondok yang berumur berumur Pendek GontorSiapa yang tidak tahu dengan Pesantren Gontor? Dapat ditentukan nyaris seluruh orang di Indonesia, spesialnya kalangan berpendidikan mengenali pesantren yang satu ini. Pendidikannya yang modern, penataran bahasa asing yang mengakar, serta pembelajaran ketertiban yang jelas ialah image dari pesantren yang sesaat lagi hendak merambah umurnya yang ke 95 asal usul pendidikannya, tidak terbatas telah berapa banyak pelayanan yang diserahkan Gontor untuk Nusantara. Belum lagi dengan banyaknya alumni yang jadi tokoh- tokoh berarti alumni gontor yang jadi figur Negeri merupakan Alm KH Hasyim Muzadi mantan Pimpinan NU, Profesor Dokter Din Syamsuddin mantan Pimpinan MUI serta Muhammadiyah, Dokter KH Hidayat Nur Satu mantan Pimpinan MPR, serta sedang banyak lagi figur nasional alumin Gontor yang tidak dapat kita sebutkan reputasinya yang telah populer di seantero negara, tidak bingung banyak orang berumur yang terpikat buat memasukkan buah hatinya ke Pesantren Gontor. Apalagi saat ini jumlah totalitas santrinya sudah menggapai dekat nilai 30. 000. Yang mana para santri itu tinggal di pondok pusat serta bermacam pondok agen yang terhambur di bermacam Kamu hendak berpikir selaku pesantren yang sudah diakui selaku pesantren modern terbaik di Indonesia, tentu Gontor hendak memanjakan tiap santrinya dengan bermacam sarana. Kamu bisa jadi memikirkan suatu pesantren yang asramanya elegan, terdapat Toilet didalam, terpasang Ac, ranjang tingkatan, serta bermacam keglamoran yang lain. Apakah anggapan Kamu itu betul?Nah buat menanggapi pertanyan itu, kita hendak sedikit membahas hal sarana serta atmosfer kamar Pondok Pesantren Gontor. Selanjutnya keterangannya!Kamar SantriDalam penjatahan kamarnya, Pesantren Gontor mempraktikkan system penjatahan kamar bersumber pada angkatannya. Dalam sebutan Gontor penjatahan itu dengan Rayon. Buat santri terkini esoknya hendak merambah Rayon Sigor Terkini, kategori 2 serta kategori 3 menaiki Rayon Sigor. Setelah itu kategori 4 serta kategori 3 intensif hendak menaiki Rayon Melambaikan. Ada pula kategori 5 serta 6 hendak menaiki kamar cocok jabatannya dalam aspek kepengurusan rayon esoknya mempunyai sebagian kamar, yang mana tiap kamar ditempati dekat 20 santri. Hal dimensi kamarnya tidak sangat besar serta tidak sangat kecil. Setelah itu sarana yang terdapat di dalam kamar juga dapat dikatakan ala kadarnya, apalagi amat jauh berlainan dari kamar yang terdapat di pesantren modern pada kasurnya, santri cuma memakai tipe kasur semacam Kasur Palembang yang dapat dibilang lumayan pipih. Tidak terdapat ranjang bersusun semacam pesantren modern mayoritas. Karenanya dikala dalam posisi tidur di malam hari, santri semacam terletak di dalam kamp pengungsian korban musibah alam. Tidak terdapat kipas angin, kamar mandi dalam ruangan, AC, ataupun sarana elegan yang lain. Sangat tidak tiap santri cuma memperoleh sarana lemari yang tidak sangat kamar mandinya, bagian ini terdapat di bagian balik tiap rayonnya. Wujud kamar mandinya berbanjar semacam kamar mandi yang terdapat di langgar serta SPBU. Tidak terdapat sarana elegan semacam shower, kolam tidur, air hangat, dan lain- lain. Seluruhnya amat simpel. Apalagi sering- kali sebagian kamar mandinya didesain dengan memakai satu kolam buat seluruh kamar itu di dekat kamar mandi, ada ruangan buat membersihkan serta tempat menjemur busana. Umumnya para santri hendak membersihkan bajunya dengan cara berjamaah pada hari Jumat. Perihal ini disebabkan hari Jum’ at ialah hari independensi untuk para santri. Ada pula untuk santri yang berat kaki membersihkan, hingga dapat memakai pelayanan laundry yang dikoordinir oleh KamarSebab agendanya yang amat padat berkerumun semacam kemacetan di Jakarta, hingga kamar santri umumnya lebih kerap kosong dari di isi penghuninya. Para santri lebih banyak menghabiskan waktunya di luar kamar. Bagus itu di dalam kategori, langgar, alun- alun, sanggar music, serta tempat penataran yang lain buat melaksanakan cara dibilang amat sedikit sekali durasi senggang untuk para santri, sebab itu umumnya para santri hendak menggunakan benar durasi senggang yang terdapat selaku durasi buat beralih ke alam mimpi. Walaupun cuacanya amat panas serta tidak terdapat kipas angin ataupun AC di dalamnya, para santri hendak tertidur dengan nyenyak. Perihal ini pasti sebab lelahnya mereka dalam peperangan menelaah serta Minum SantriBuat Mengenai desakan santapan untuk para santri, Gontor mempunyai metode yang amat apik dalam penjatahannya. Tiap durasi makan para santri hendak terkumpul di ruang makan. Mereka diharuskan buat bawa perabotan makan tiap- tiap. Setelah itu mereka hendak mengantre semacam antrean bansos buat memperoleh yang diserahkan hendak ditakar oleh aparat bagian dapur. Umumnya aparat dapur merupakan para santri tua yang telah diberi tepercaya itu tadinya. Bila belum kenyang, hingga santri tidak bisa menaikkan balik. Bila santri sedang lapar, hingga santri dapat membeli santapan yang ada di kedai pula buat permasalahan air minumnya, pengasuh sediakan satu buah galon yang ditaruh di tiap- tiap kamar. Esoknya dari tiap kamar hendak ditunjuk agenda jaga setiap hari buat memuat balik galon yang habis. Pengisiannya dicoba di gardu galon yang telah diadakan terpikat memasukkan anak kamu ke kamar pesantren pondok putri?

kamar santri putri gontor